TEMPO.CO, Nabire – Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Polisi I Gede Sumerta Jaya, membantah kerusuhan pasca-pertandingan tinju Bupati Nabire Cup di Gedung Olahraga Kota Lama Nabire, Ahad, 14 Juli 2013 lalu, terkait rencana Pemilihan Kepala Daerah. Kerusuhan itu memakan 18 korban jiwa.
“Pemilihan kepala daerah itu digelar dua tahun lagi, masih jauh itu,” kata I Gede Sumerta Jaya, Kamis, 18 Juli 2013. Ia mengatakan kabar miring seperti itu adalah fitnah. “Ini murni kegiatan olahraga, memang bupatinya hadir ketika itu, tapi ya namanya kegiatan olahraga maka muspida harus hadir, lagi pula ini adalah piala Bupati,” ujarnya.
Menurut dia, banyak isu tak sedap berseliweran dalam pekan ini. Termasuk, insiden Nabire diskenariokan, ada pihak yang sengaja ingin menjatuhkan pemerintah, korban meninggal sebelumnya telah diracun atau korban meninggal sengaja disetrum hingga tewas. “Termasuk ya itu, isu pilkada, padahal bukan,” ucapnya.
I Gede menjelaskan, jika ada banyak orang saat itu masuk dalam gedung olahraga, atas perintah bupati, itu sesuatu yang wajar. “Sebelumnya siapa saja yang masuk dikenakan karcis. Tapi di hari terakhir, bupati memberi kebebasan untuk masuk, ini sebetulnya sesuatu yang baik,” katanya. Namun, hal yang tak terduga terjadi. Sebanyak 18 penonton tinju tewas terinjak-injak.
Bupati Nabire, Isaias Douw, menegaskan kejuaraan tinju Nabire tak berhubungan dengan pencalonan kembali dirinya. “Saya tidak ada niat politik, lagi pula saya belum mencalonkan diri, ini aneh,” katanya.
Ia berharap publik tidak mengaitkan musibah GOR Nabire dengan perpolitikan di wilayah itu. “Kami mau menciptakan bibit dan atlet dunia tinju, itu keinginan murni, sedikit pun tidak ada unsur politis,” ujarnya lagi.
JERRY OMONA
Berita Terpopuler:
LHI Akhirnya Akui Telepon Suswono Soal Daging
Investasi Ustadz Yusuf Mansur Dipermasalahkan
Taliban: Dear Malala, Ini Sebab Kami Membunuhmu
Dahlan: Bisnis Yusuf Mansur Sensitif
Pengamat: Prabowo Militer yang Jago Bicara, tapi..