TEMPO.CO, Jakarta - Indeks diperkirakan bergerak datar seiring tidak ada hal yang baru yang diungkapkan oleh Kepala Bank Sentral Amerika, Ben Bernanke, Rabu, 17 Juli 2013 tadi malam.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada sesi II siang ini berada di level 4.701,44. Indeks terimbas bursa regional yang menghijau.
Baca Juga:
Analis dari PT Universal Broker Indonsia, Satrio Utomo, mengatakan pidato Kepala Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Ben Bernanke di depan Kongres semalam ternyata gagal memberikan inspirasi positif kepada pasar. "Tidak ada sesuatu yang baru. Pasar menanggapinya dingin."
Hal itu tampak dari indeks Dow Jones yang hanya naik tipis 18,67 poin (0,12 persen) ke level 15.470,52. Begitu pula dengan indeks S&P 500 dan indeks komposit Nasdaq yang cenderung datar.
Bernanke kembali menekankan pernyataan-pernyataan positif seperti bahwa suku bunga akan tetap rendah dan program pembelian aset melalui pelonggaran kuantitatif (QE3) akan dilanjutkan sampai jangka waktu yang belum bisa ditentukan.
Pelaku pasar tidak terkejut dengan pernyataan tersebut dan sudah dikuatkan oleh pernyataan Bernanke di pekan sebelumnya. Diteruskannya program stimulus pun sudah terepresentasikan oleh reli kenaikan bursa global selama sepekan terakhir.
Meski Dow Jones naik tipis, kenaikan tersebut telah membuat indeks dari Bursa di kawasan Asia pagi ini bergerak menguat terbatas. "Sentimen positif ini yang membuat IHSG terus mengalami kenaikan."
IHSG kemarin ditutup tipis di bawah resisten pertama 4.680. Ini membuka peluang bagi IHSG untuk mencoba bergerak naik menuju level resisten selanjutnya di kisaran 4.725 hingga 4.750. Level 4.640 akan menjadi batas bawah pertama bagi indeks, dan 4.580 akan menjadi batas bawah kedua.
Perburuan pelaku pasar pada saham-saham properti dan konsumsi terus berlanjut. "Posisi-posisi spekulatif bisa dilakukan pada saham-saham di sektor tersebut," ujar Satrio.
PDAT | M. AZHAR
Berita Terpopuler:
LHI Akhirnya Akui Telepon Suswono Soal Daging
Investasi Ustadz Yusuf Mansur Dipermasalahkan
Taliban: Dear Malala, Ini Sebab Kami Membunuhmu
Dahlan: Bisnis Yusuf Mansur Sensitif
Pengamat: Prabowo Militer yang Jago Bicara, tapi..