TEMPO.CO, Jakarta-Operasi pasar daging sapi beku yang dilakukan Perum Bulog mendapat penolakan dari pedagang pasar. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan gelontoran daging sapi yang tak diterima pasar.
"Salah satunya karena Bulog melakukan operasi pasar sendiri, bukan dengan pedagang anggota kami. Mereka membawa nama Bulogmart dan dilakukan di pasar, ini kan menjadi pesaing kami," kata Ngadiran ketika dihubungi Tempo, Kamis, 18 Juli 2013.
Ngadiran mengatakan Bulog berencana menggandeng Asosiasi Pedagang Daging Indonesia untuk operasi pasar, namun kerja sama belum teralisasi. Ketua Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) Suharjito membenarkan bahwa pihaknya belum terlibat dalam operasi pasar daging sapi. "Sampai sekarang anggota kami belum ambil, yang kemarin (daging yang masuk) masih dikerjakan (disalurkan) Bulog sendiri," kata Suharjito.
Suharjito mengatakan pihaknya masih mengurus persyaratan administrasi seperti surat kesepakatan, aturan main penjualan dan akun pembayaran pengiriman daging. "Hari ini sudah kami daftarkan, Insya Allah segera," kata Suharjito.
Terkait penolakan atas operasi pasar daging yang dilakukan Bulog, Suharjito mengaku tak tahu persis. Namun, Suharjito mengaku hal tersebut mungkin saja terjadi. "Orang yang tidak biasa jualan, kemudian langsung jualan, apa bisa diterima?" kata Suharjito.
Ngadiran mengatakan pedagang sebenarnya mau bekerja sama dalam operasi pasar daging sapi. Hanya saja, menurutnya Bulog seharusnya melakukan operasi pasar di lingkungan masyarakat tertentu saja. "OP-nya di lingkungan saja, kerja sama dengan RT atau RW. Warga membeli kupon daging dengan harga tertentu, baru nanti kupon ditukar dengan daging," kata Ngadiran.