TEMPO.CO, Jakarta - Dalam setahun, ada 50 ribu lebih anak di bawah usia lima tahun atau balita yang meninggal karena radang paru-paru dan diare. Kata Staf Ahli Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Kementerian Kesehatan, Bambang Sardjono, angka kematian bayi dan balita pada 2012 masih di atas target Millenium Development Goals (MDGs) 2015. "Kedua penyakit infeksi ini adalah penyebab kematian balita," kata Bambang dalam diskusi kesehatan di kantor Kemenkes, Jumat, 19 Juli 2013.
Berdasarkan data Kementerian, angka kematian balita masih 40 per 1.000 kelahiran hidup dari target MDGs 32 per 1.000 kelahiran. Sedangkan kematian bayi masih 32 per 1.000 kelahiran hidup dari target 23. Angka kematian balita tertinggi terjadi di Papua, dengan 115 kematian; Papua Barat, 109 kematian; Sulawesi Tengah, 85 kematian; Maluku Utara, 85 kematian; dan Gorontalo, 78 kematian.
"Pada kematian balita di usia 1-4 tahun, radang paru-paru menjadi 20,5 persen penyebab kematian, disusul diare 13,3 persen, dan meningitis 4,7 persen," ujar Bambang.
Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan, Jane Soepardi, mengatakan penyebab utama radang paru-paru adalah infeksi karena bakteri. Sedangkan diare ditimbulkan oleh bakteri dan virus. Untuk diare yang disebabkan virus, kata Jane, gejalanya muntah berat dan tak bisa disembuhkan dengan oralit.
Agar anak tercegah dari radang paru-paru dan diare karena virus, pemerintah sudah memiliki vaksinasinya. Namun, vaksin itu masih diimpor sehingga tak masuk program imunisasi. "Jadi, penanganannya masih kuratif: deteksi cepat dan obati cepat," kata Jane.
Pada saat ini pemerintah masih melakukan program dini pencegahan kematian bayi dan balita dengan mengembangkan program manajemen terpadu balita sakit. Program ini fokus pada edukasi dan tindakan preventif untuk memelihara status kesehatan anak. Tiga komponen utama program adalah meningkatkan keterampilan petugas kesehatan, memperbaiki sistem kesehatan dalam penanganan penyakit pada balita, dan memperbaiki praktek keluarga serta masyarakat dalam perawatan di rumah tangga dan pola pencarian pertolongan.
IRA GUSLINA SUFA
Berita Terpopuler:
Ansor: Berlagak Jagoan, Warga Lawan FPI
Begini Kronologi Bentrok FPI di Kendal
7 Bisnis Spektakuler Incaran Yusuf Mansur
Dahlan Iskan:Yusuf Mansur Mau Beli Bank Muamalat
Dahlan: Saya Tak Mau Nama Yusuf Mansur Jelek