TEMPO.CO, Surabaya - Sepotong daging kambing oven tersaji di atas sebuah piring panas atau hot plate Sabtu sore itu, 20 Juli 2013. Gemerisik mentega yang melumer menandakan kalau potongan daging paha kambing muda itu baru dikeluarkan dari oven Restoran Yaman Kuliner, Jalan KH Mas Mansur, Surabaya. Ketika hot plate daging paha kambing tersajikan, harum pala dan bumbu rempah langsung menyesaki udara rumah makan yang luasnya tak sampai 20 meter persegi ini.
Menjelang berbuka puasa, Restoran Yaman Kuliner yang tak jauh dari makam Sunan Ampel ini sudah dipenuhi pengunjung. Tak ada lagi bangku yang kosong. Bahkan meja makan tampak dipadati beragam menu masakah Arab yang memang menjadi khas restoran ini.
Restoran Yaman Kuliner berdiri sejak 2002, dan kambing oven merupakan satu menu andalannya. Bila tertarik mengicip kambing oven, maka ada tiga pilihan rasa: rica-rica, madu, dan kecap. Untuk nasinya, pembeli bisa memilih nasi putih atau nasi kebuli. Sementara irisan bawang merah, cabe, sepiring bumbu kacang, dan kecap turut menemani sajian menu rumah makan Umi Sundus itu.
Bila pada kebanyakan masakan yang berbahan daging kambing aroma kambingnya sangat terasa, tidak begitu dengan menu ini. Kambing oven justru tidak berbau. Dagingnya pun sangat empuk. Dan di mulut, rasa kambing oven mirip dengan kambing guling. Namun teksturnya lebih lembut, lunak, dan gurih pada saat digigit. "Kami menggunakan daging kambing muda, karena itu dagingnya empuk," kata Umi Sundus.
Umi Sundus bercerita, resep kambing oven didapat secara turun-temurun dari orangtuanya. Umi Sundus sendiri merupakan keturunan Arab, kelahiran Gorontalo, Sulawesi Selatan. "Bagian daging yang diambil adalah paha belakang dan kaki depan. Intinya harus berani bumbu," kata dia.
Selama Ramadan, restauran yang buka dari pukul 16.00-22.00 ini menghabiskan sampai delapan kambing setiap hari. Satu porsi kambing oven dijual antara Rp 65 ribu hingga Rp 72 ribu. Sedangkan untuk nasi kebuli plus sepotong daging kambing seharga Rp 25 ribu. Di menu minuman, Umi Sudus menawarkan pelbagai jus buah.
Bila Anda datang ke Restoran Yaman Kuliner, maka siap-siaplah bercucuran keringat. Selain daging kambing dan bumbu rempah yang menggelorakan panas tubuh, ruangan tanpa mesin pendingin membuat peluh mudah menetes. Karenanya sangat disarankan untuk bertandang ke sana pada saat malam.
DAVID PRIYASIDHARTA
Terhangat:
Bentrok FPI | Bisnis Yusuf Mansyur | Aksi Liverpool di GBK
Berita terkait:
KPK Segera Tahan Anas dan Andi Mallarangeng
Kemen PU: BPK Mungkin Keliru dalam Audit Pantura
Tersangka Hambalang Mengaku Diperas Mafia Proyek
Kasus Century, KPK Targetkan Selesai Tahun Ini