TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menyatakan tingkat kejahatan perampokan di Jakarta terus meningkat dari waktu ke waktu. "Jumlahnya terus naik tiap tahun," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto kepada Tempo, Senin, 22 Juli 2013.
Pada tahun 2009 terdapat sekitar 86 kasus perampokan dengan senjata tajam dan senjata api. Jumlah itu naik pada 2011 menjadi 105 kasus. Hingga pertengahan 2013, Rikwanto menyatakan, kasus perampokan sudah 76 kasus. "Perampok banyak yang tidak jera, banyak pelaku residivis."
Untuk memberi efek jera, polisi siap bertindak tegas. Polisi tak segan-segan menembak di tempat pelaku yang mengancam nyawa saat kejadian perampokan. "Kami hindari adanya korban (warga dan anggota polisi), bisa ditembak di tempat asal sesuai prosedur," ujar Rikwanto.
Polisi segera mengaplikasikan aksi tembak di tempat ini dalam pengamanan menjelang Lebaran. Rikwanto memprediksi dalam musim Lebaran, perampok banyak berkeliaran dengan sasaran rumah yang ditinggal penghuninya untuk mudik.
Menjelang Lebaran, menjadi salah satu momen paling rawan. Rikwanto menyatakan, belum dua pekan, polisi sudah mencatat ada 18 kasus pencurian dengan kekerasan di sekitar wilayah Jakarta dan sekitarnya. "Kami sudah bentuk tim khusus untuk menangani ini," ucapnya.
Berdasarkan penelusuran Tempo, selama Ramadan terdapat sejumlah kasus perampokan dengan senjata api. Di Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Ahad, 21 Juli 2013 dini hari, empat perampok menguras harta di rumah seorang warga dan membawa kabur mobil Kijang Innova.
Sebelumnya, pada Senin, 15 Juli 2013, di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terjadi dua perampokan. Duit dua nasabah sebuah bank masing-masing Rp 42 juta dan Rp 695 juta digondol pelaku yang melukai korban dengan senjata tajam yang dibawanya.
Pada Kamis, 18 Juli 2013, terjadi pula perampokan dengan senjata api di Kantor Pelayanan Pajak Kota Bekasi. Pelaku yang berjumlah lima orang berhasil membawa kabur uang sejumlah Rp 10 juta, setelah sebelumnya menodong dan menyekap pegawai kantor tersebut.
M. ANDI PERDANA