TEMPO.CO, Surabaya--Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan penyelesaian konflik Sunni-Syiah di Sampang, Madura, harus diinisiasi oleh tokoh-tokoh di tingkat lokal. Dalam upaya rekonsiliasi, pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator.
"Biar masalah ini kita serahkan pada Kiai di Sampang," kata Suryadharma usai menemui perwakilan pengungsi di bandara Juanda, Surabaya, Kamis 25 Juli 2013.
Para Kiai dan Ulama, kata Suryadharma, adalah pihak yang paling memahami persoalan di Madura. Untuk mengatasi konflik, tak perlu melibatkan pihak-pihak di luar Madura. "Masalah Sampang, diserahkan pada Ulama Sampang," ujarnya.
Suryadharma baru saja mengadakan rangkaian kunjungan ke Sampang, Madura. Lawatan dimulai dengan menemui Ulama di kabupaten Sampang.
Suryadharma menemui Ulama dari Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) yang menolak keberadaan Syiah Tajul Muluk. Diskusi yang digelar Menteri dihadiri sekitar 30 santri dan ulama Madura. Suara mereka bulat, meminta penganut Syiah agar sepenuhnya bertobat sebagai syarat jika ingin kembali tinggal di Sampang.
Hari berikutnya, Suryadharma menemui belasan perwakilan pengungsi. Dia membawa pesan yang sebelumnya disampaikan Ulama Bassra. "Para Kiai mau menerima warga Syiah pulang asalkan mereka menyamakan persepsi," katanya. Menurut Suryadharma, para pengungsi adalah pengikut Tajul Muluk yang terbukti menista agama.
Menurut Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan tersebut, Ulama yang tergabung dalam Bassra merepresentasi suara ulama Madura. Oleh karena itu, kelompok inilah yang ditemui oleh dia. Dia membantah menemui Ulama Bassra karena ada kedekatan dengan PPP. "Jangan dibawa ke sana lah," ujarnya.
ANANDA BADUDU
Terhangat:
Front Pembela Islam | FPI | Bisnis Yusuf Mansur | Aksi Chelsea di GBK
Baca juga:
KPK Tangkap Pengacara Kondang
Serba Pertama di Bandara Kualanamu
Dipo: FPI Bukan Ormas, Hanya Forum Berkumpul
Makna di Balik Nama Anak William-Kate