TEMPO.CO, Jakarta--Penertiban lalu lintas di Tanah Abang, Jakarta Pusat disebut tak tepat waktu. Momen penertiban disebut tak sesuai karena bertepatan dengan bulan Ramadan.
"Timing-nya nggak pas karena bulan puasa," ujar pengamatan perkotaan Yayat Supriatna saat dihubungi, Rabu, 24 Juli 2013. Ia menyatakan saat bulan Ramadan, lapak kaki lima di Pasar Abang tak hanya dihuni oleh pedagang rutin, namun juga pedagang musiman.
"Perlawanan (pedagang) akan semakin kuat, biasanya nggak dilarang, kok sekarang (bulan puasa) dilarang," ujar ia. Hal inilah yang menyebabkan penertiban lalu lintas oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta di wilayah itu masih terus dievaluasi.
Sebabnya kaki lima punya peran penting dalam kemacetan lalu lintas tersebut. Hingga pekan lalu, ruas beberapa jalan di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat hampir tak bisa dilalui kendaraan bermotor karena lapak kaki lima begitu menjamur. Pemerintah bersikap tegas dan meminta mereka untuk tak lagi berjualan di ruas jalan. Mereka akan direlokasi ke Blok G Pasar Tanah Abang.
"Implikasi kemacetan Tanah Abang jauh lebih besar dibanding Pasar Minggu dan Jatinegara," ujar Yayat ketika ditanya alasan mengapa pemerintah terkesan terburu-buru dengan rencana ini. "Letaknya dekat pusat kota, jadi kalau tersendat di sana, macet ke mana-mana," ujar ia.
Ia mengatakan pemerintah harus duduk bersama kembali untuk membahas penertiban ini. Soalnya kemarin, sempat terjadi perselisihan antara Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Satpol PP DKI Jakarta yang memberi toleransi kaki lima untuk berjualan di jalanan Pasar Tanah Abang. Dishub DKI Jakarta tak ingin ada toleransi lagi bagi para pedagang.
Namun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo telah memberi jalan tengah. Di sejumlah ruas, pedagang masih diberi toleransi berjualan di jalan hingga Lebaran nanti. "Tapi jangan sampai mengganggu lalu lintas," ujarnya.
M. ANDI PERDANA
Terhangat:
Front Pembela Islam | FPI | Bisnis Yusuf Mansur | Aksi Chelsea di GBK
Baca juga:
Ribut PKL Tanah Abang, Anak Buah Jokowi Bertengkar
Jenderal Rekening Gendut Tidak Etis Jadi Kapolri
Briptu Rani: 'Saya Terus Menuntut Keadilan'
FPI: Kami Bubar Sendiri Kalau Penegak Hukum Tegas