TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya berlatih keras, pebulutangkis Indonesia yang akan berlaga di Kejuaraan Dunia Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) 5-11 Agustus mendatang di Guangzhou, Cina, juga difasilitasi dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga. Penerapan itu diharapkan membantu atlet mengetahui kelemahan lawan dan kelemahannya sendiri.
"Kami memaksimalkan penggunaan piranti analisis performa," kata Kepala Bidang Pengembangan Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI), Basri Yusuf, kepada Tempo, Rabu, 24 Juli 2013.
Basri menjelaskan, ia telah memiliki data yang mengidentifikasi kelemahan lawan. "Jadi begitu daftar undian diterima, atlet serta pelatih bisa menggunakannya," kata Basri. Dengan data itu, pebulutangkis Indonesia bisa menentukan strategi apa yang digunakan untuk menghadapi lawannya.
Sebelum daftar undian keluar, kata Basri, pemain-pemain telah mempelajari video permainannya masing-masing untuk mengetahui letak kelemahannya. Video permainan itu menampilkan gambar-gambar di mana pemain mati bola dan melakukan kesalahan.
Pada saat kejuaraan berlangsung, Basri--yang akan turut berangkat ke Guangzhou--bakal membantu atlet dengan menyiapkan video permainan on the spot. Maksudnya, Basri akan merekam dan menganalisis penampilan calon lawan pada partai sebelum lawan itu bertanding menghadapi atlet Indonesia.
Kejuaraan Dunia BWF merupakan salah satu tonggak pembuktian prestasi bulu tangkis Indonesia yang dicanangkan Ketua Umum PB PBSI, Gita Wirjawan. Induk organisasi olahraga bulu tangkis itu menargetkan minimal meraih satu gelar juara.
Menurut Basri, pelatih-pelatih yang berada di pemusatan latihan nasional (pelatnas) PB PBSI sudah merasakan manfaatnya. "Pemain juga sudah bisa merasakan manfaatnya," ujar Basri.
GADI MAKITAN
Berita Terpopuler:
FPI Hina Presiden SBY? Ini Kata Kapolri
Joko Anwar Berkicau tentang FPI
Jenderal Penangkap Nazaruddin Juga Calon Kapolri
Kompolnas: Tak Ada Calon Kapolri yang Bersih
Chelsea Terancam Batal Tampil di GBK