TEMPO.CO, Bandung--Kepolisian Resor Sumedang mencatat sedikitnya ada 7 titik rawan macet saat musim mudik dan balik Lebaran di jalur mudik wilayah Kabupaten itu. Enam titik di jalur Cileunyi - Cirebon dan sedikitnya satu di jalur Cileunyi - Nagreg.
"Di jalur menuju Cirebon titik macet ada jalur sepanjang 58 kilometer di kawasan jalan Cileunyi- Jatinangor, Tanjungsari, Cadas Pangeran, Cimalaka, dan Cijelag,"ujar Kepala Satuan Lalu-Lintas Polres Sumedang Ajun Komisaris Ruri Prastowo di Nagreg, Bandung, Jum'at 26 Juli 2013.
Sedangkan di jalur Cileunyi-Nagreg, titik rawan di kawasan pabrik seperti PT Kahatex, di jalan raya Bandung - Garut, Kecamatan Cimanggung. "Jalur-jalur itu termasuk kawasan pasar dan pedagang kaki lima, jalan yang penuh gelombang, dan berkelok-kelok,"kata dia.
Demi mengantisipasi kemacetan di beberapa titik tersebut, Polres Sumedang menyiapkan antisipasi. Untuk kawasan pasar dan terminal bus kota Tanjungsari dan pusat kota kecematan Cimalaka, polisi menyiapkan skenario kanalisasi dan sistem buka-tutup jalur dengan jalur bergiliran satu arah.
Begitupun untuk kawasan pertemuan arus mudik dari jalur tengah Sadang-Cikamurang-Cijelag dengan arus Sumedang-Cirebon di pertigaan Cijelag. "Sistem buka-tutup jalur dan one-way bahkan sudah diujicobakan di Tanjungsari kemarin (Rabu 24 Juli 2013),"kata Ruri.
Sedangkan untuk kawasan pabrik di Cimanggung, polisi sudah membuat kesepakatan dengan pihak pabrik dan pedagang kaki lima di depan PT Kahatex. "Tanggal 4 Agustus karyawan pabrik diliburkan dan tak ada aktivitas karyawan. PKL juga sudah diminta tutup sampai Lebaran,"kata Ruri.
Ruri juga meyakini sejumlah perbaikan jalan antara lain di jalan raya Serang- Cimalaka, Nyalindung dan Jalan Raya Tomo - Kadipaten bakal rampung pada H-10 Lebaran. Begitupun perbaikan jembatan Cicapar, Kecamatan Situraja di jalur alternatif Sumedang-Wado-Malangbong Garut.
"Hanya untuk perbaikan jalan longsor di jalur Bypass (Karapyak, Sumedang Kota) butuh waktu lama. Untuk di situ kami akan terapkan juga sistem buka-tutup jalur one-way,"kata Ruri menandaskan.
ERICK P. HARDI
