TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri kembali menegaskan rencana pemerintah pusat membeli 7 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara. Hal itulah yang melatarbelakangi perpanjangan Sales and Purchase Agreement (SPA) antara Newmont dan pemerintah selama enam bulan.
"Hari ini perpanjangan SPA sudah ditandatangani untuk masa enam bulan. Perpanjangan ini dilakukan karena kami berpikir prosesnya butuh waktu lama," kata Chatib di kantor Kementerian Keuangan, Jumat, 26 Juli 2013.
Chatib mengatakan pemerintah akan meminta persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat untuk pembelian saham tersebut. Langkah ini sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai masalah ini. "Kami akan segera mengajukan. Dana pembelian dari Pusat Investasi Pemerintah," katanya.
Ditanya soal opsi pembelian saham tambang emas itu oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Chatib menegaskan Kementerian Keuangan masih berusaha maksimal agar pembelian dilakukan pemerintah pusat. "Rencana awalnya pemerintah pusat, jadi saya akan maksimalkan itu. Saya selalu melakukan sesuatu dengan maksimal," kata Chatib.
Hari ini, Pusat Investasi Pemerintah resmi menandatangani amandemen perjanjian jual beli 7 persen saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara. Penandatanganan dilakukan Kepala PIP Soritaon Siregar dengan Blake Rhodas dari Nusa Tenggara Partnership (NTP) B.V di kantor PIP, Jakarta. Dengan demikian, masa perjanjian akan habis pada 24 Januari 2014.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebenarnya juga tertarik membeli 7 persen saham itu. Lewat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Pemerintah NTB berencana meminjam dana pembelian saham itu dari anak usaha Grup Bakrie.
Saat ini, pemegang saham Newmont terdiri dari NTP sebesar 56 persen, PT Multi Daerah Bersaing (24 persen), PT Pukuafu Indah (17,8 persen) dan PT Indonesia Masbaga (2,2 persen). MDB merupakan perusahaan patungan antara PT Daerah Maju Bersaing yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi NTB, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kabupaten Sumbawa dengan PT Multicapital, anak perusahaan PT Bumi Resources Mineral Tbk yang dimiliki Grup Bakrie.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Terpopuler:
Rano Karno Akui Berniat Mundur dari Wagub Banten
Vanny Rosyane: Abang Freddy Budiman Banyak Duit
Ini Harga Sewa 'Bilik Asmara' Lapas Cipinang
Anggita Sari Berteman dengan Vitalia dan Fathanah
Bella Saphira Masuk Islam Atas Kemauan Sendiri