Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mamalia Ini Bertahan dari Dampak Letusan Toba

image-gnews
Danau Toba. TEMPO/Arie Basuki
Danau Toba. TEMPO/Arie Basuki
Iklan

TEMPO.CO, ChicagoDampak letusan supervolcano Toba pada 74 ribu tahun lalu ternyata tidak memusnahkan seluruh makhluk hidup di sekitarnya. Padahal letusan dahsyat itu menumpahkan sejumlah besar abu, yang menyebabkan bumi terkurung dalam gelap musim dingin vulkanik selama bertahun-tahun.

Sebuah penelitian genetik terbaru oleh tim ilmuwan Northwestern University di Chicago, Amerika Serikat, menunjukkan ada beberapa spesies mamalia, selain manusia, yang berhasil bertahan hidup dari hujan abu Toba.

Pemimpin penelitian, Geoffrey Hayes, dan timnya menganalisis DNA mitokondria pada 19 spesies mamalia dari setiap benua. Mereka lalu membandingkan keragaman genetik pada individu yang berbeda dari spesies yang sama, untuk mencari pola yang sama. 

Kemiripan mengerucut pada tujuh spesies, namun hanya dua di antaranya yang relevan dengan letusan supervolcano Toba, yaitu rusa roe dari Siberia dan monyet hitam hidung pesek asal Cina.

Hayes mengatakan, musim dingin vulkanik seharusnya membunuh seluruh spesies di Indonesia, karena Toba menimbulkan dampak terburuk di wilayah ini. Namun hasil analisis genetik menunjukkan beberapa spesies di sekitar Toba tidak seluruhnya musnah.

"Toba mungkin menghancurkan populasi manusia, tapi ada sepotong bukti yang menentangnya," kata Hayes, seperti dikutip laman Newscientist, Senin, 29 Juli 2013.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Stanley Ambrose dari University of Illinois di Urbana-Champaign, yang merupakan salah satu ilmuwan pertama yang merumuskan teori Toba, mengatakan spesies lain mungkin memiliki kisah berbeda. Bukti fosil menunjukkan populasi kera dan harimau masih dapat terselamatkan.

Sedangkan orang utan punah di sebagian besar wilayah Asia Tenggara, tidak lama setelah letusan. Sementara itu, mamalia lain, seperti gorila dan simpanse, berpisah menjadi garis keturunan yang berbeda.
"Populasi yang bertahan hidup berkembang lebih besar, lebih adaptif, dan terpengaruh secara berbeda oleh perubahan iklim akibat dari letusan," ujar dia.

Analisis terbaru meragukan teori bahwa manusia hampir musnah oleh dampak letusan Toba. Ini didasari temuan dari data genetik yang menunjukkan bahwa populasi manusia justru berkembang pesat setelah letusan gunung berapi raksasa itu.

Salah satu teori menyebutkan percepatan pertumbuhan manusia ketika itu disebabkan perpindahan nenek moyang keluar dari Afrika.
"Ini merupakan studi yang menarik dan dapat diterima," kata Michael Petraglia dari University of Oxford, menanggapi temuan Hayes.

Ia mengkritisi bahwa penentuan tanggal peristiwa genetik dari penelitian ini sangat tidak tepat, namun temuan ini selaras dengan data arkeologi yang menunjukkan manusia purba di India mampu bertahan hidup menghadapi dampak letusan Toba.

Hayes, yang mempresentasikan hasil penelitiannya dalam konferensi Masyarakat Biologi Molekuler dan Evolusi di Chicago awal bulan ini, mengatakan akan meneliti lebih banyak spesies hewan. Ia juga akan mendalami dampak langit gelap pasca-letusan terhadap kloroplas tumbuhan.

NEWSCIENTIST | MAHARDIKA SATRIA HADI

Terpopuler
Zonkey, Hasil Kawin Antara Zebra dan Keledai
Software untuk Muluskan Aksi Bajak Mobil Ditemukan
Beragam Tombol Gaul ala Nokia Asha 210
Lenovo Siap Rilis Ponsel Snapdragon 800 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

2 hari lalu

Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut meletus pada pukul 19.19 WITA. ANTARA/Foto diambil dari grup percakapan 'Info Gunung Api Sitaro'.
3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.


Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

3 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.


Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

7 hari lalu

Gunung Raung terlihat mengeluarkan abu vulkanik ketika kapal penyebrangan yang mengangkut pemudik  di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, 12 Juli 2015. Pemudik lebih banyak memilih mudik dengan jalur darat laut dikarenakan Gunung Raung terus bererupsi. TEMPO/Johannes P. Christo
Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.


Seluruh Penerbangan Wings Air Ternate-Manado Tidak Dioperasikan

10 hari lalu

Pesawat Wings Air. Dok. Lion Air Group
Seluruh Penerbangan Wings Air Ternate-Manado Tidak Dioperasikan

Seluruh aktivitas penerbangan pesawat Wings Air rute Ternate - Manado PP pada Kamis tidak dioperasikan pasca Gunung Raung erupsi.


Perkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa

31 Desember 2022

Ketel uap Ruston Proctor & Co berdiri di depan pabrik Perkebunan PT Glenmore di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu 31 Desember 2022. Mesin uap asal Inggris ini saksi bisu kejayaan pabrik  yang didirikan oleh pengusaha asal Skotlandia, Ros Taylor pada 1920. TEMPO/ Diananta Putra Sumedi
Perkebunan Glenmore, Secuil Jejak Skotlandia di Ujung Timur Jawa

Perkebunan Glenmore tempat mereka bekerja itu berada di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.


Beji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung

22 Desember 2022

Kawasan Beji Antaboga di Banyuwangi. Dok. pgi.or.id
Beji Antaboga, Wisata Religi 5 Agama di Kaki Gunung Raung

Beji Antaboga dapat ditempuh dua jam perjalanan dari pusat Kota Banyuwangi.


Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya

29 Juli 2022

Visual Gunung Raung pada Jumat, 29 Juli 2022, Pukul 06.00 WIB. Badan Geologi menaikkan status gunung di Jawa Timur ini dari Normal menjadi Waspada. (Dokumentasi Badan Geologi)
Status Gunung Raung Naik Jadi Waspada, Ini Penjelasan Bahayanya

Badan Geologi akhirnya menaikkan status aktivitas Gunung Raung di Jawa Timur dari Normal menjadi Waspada hari ini, Jumat 29 Juli 2022.


Berstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi

28 Juli 2022

Gambar Gunung Raung diambil Kamis, 28 Juli 2022, pukul 05.23 WIB. Gunung tersebut sempat erupsi tiba-tiba pada Rabu, 27 Juli 2022, pukul 17.19 WIB menghasilkan kolom abu setinggi 1.500 meter dari kawah gunung tersebut. (Magma Indonesia/PVMBG).
Berstatus Normal, Gunung Raung Tiba-tiba Erupsi

Erupsi Gunung Raung bukan disebabkan aktivitas pergerakan magma.


5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang

13 Juni 2022

Atlet paralayang dari Puncak Lawang, Sumatera Barat, Putri bersiap meluncur di Bukit Gendang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Minggu, 28 November 2021. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
5 Destinasi Wisata ini Kerap Jadi Spot Olahraga Paralayang

Lima destinasi wisata alam ini sering menjadi lokasi olahraga paralayang. Di mana saja?


Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak

10 Agustus 2021

Gunung Raung yang terletak di antara Banyuwangi, Jember dan Bondowoso, erupsi dan abu vulkanik dirasakan sejumlah wilayah di Banyuwangi. Minggu, 7 Februari 2021. ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi
Gunung Raung Kembali Normal, PVMBG: Pendaki Jangan ke Puncak

Gunung Raung alias Rawon merupakan gunung api strato berkaldera setinggi 3.332 meter dari permukaan laut.