TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Australia Kevin Rudd akan menggelar pemilu pada 7 September mendatang atau hanya berselang enam minggu setelah mengalahkan mantan Perdana Menteri Julia Gillard dalam pemungutan suara Partai Buruh. Tanggal itu diumumkan setelah ia mengunjungi Gubernur Jenderal, sebagai formalitas sebelum pengumuman pemilu.
"Beberapa saat yang lalu saya mengunjungi gubernur jenderal dan meminta agar dia membubarkan parlemen ini dan menggelar pemilihan federal pada 7 September," ujar Rudd dalam satu surat elektroniknya kepada pendukung Partai Buruh, seperti dilansir BBC, Minggu, 4 Agustus 2013.
Dalam pemilu nanti, Rudd akan menghadapi kompetisi yang sengit dari pemimpin oposisi konservatif, Tony Abbott, yang difavoritkan akan menang. Isu-isu yang mengemuka dalam pemilu kali ini antara lain yaitu ekonomi, pencari suaka, dan perubahan iklim.
Rudd kembali memimpin pemerintahan Australia setelah tiga tahun sebelumnya ia dikalahkan dalam pemilihan Partai Buruh oleh Gillard. Sejak kembali berkuasa pada 26 Juni 2013 lalu, Rudd mengubah serangkaian kebijakan strategis, seperti kebijakan terkait pencari suaka.
Sementara pemimpin Partai Liberal, Tony Abbott, mengatakan ia memprioritaskan untuk mengikis pajak karbon dan pertambangan jika partainya menang. Dia mengatakan kedua pajak ini, yang diperkenalkan oleh pemerintahan Partai Buruh pada tahun 2012, adalah salah satu tarif pajak tertinggi pada karbondioksida di dunia dan telah membuat industri tidak kompetitif.
BBC | AMIRULLAH
Berita lainnya:
Prabowo Salip Jokowi di Survei, Apa yang Terjadi?
Masjid Boleh Dijadikan Tempat Resepsi, Asal...
SBY: Kampanye Capres Jangan 'Angin Surga'
Amien Rais Kritik Pemerintahan SBY