TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung meminta agar mandegnya kenaikan elektabilitas Aburizal Bakrie dibahas secara terbuka di internal partai. Golkar harus mencari penyebab dan solusi mengapa elektabilitas Aburizal tak kunjung naik.
"Ini dibahas internal, tidak untuk konsumsi publik," kata Akbar saat ditemui di kediamannya, Jalan Purnawarman, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Agustus 2013. Menurut Akbar, pembicaraan ini bertujuan untuk mencari penyebab mengapa elektabilitas Aburizal tak kunjung naik. Menurut dia, internal Golkar tak perlu khawatir terhadap sesuatu yang bertujuan untuk menaikkan elektabilitas Ketua Umum Golkar ini.
Akbar mencermati berbagai survei. Menurut dia, elektabilitas Aburizal masih di bawah 10 persen. Hal ini seharusnya menjadi perhatian sungguh-sungguh. Apalagi, kata dia, sudah muncul suara di internal Golkar yang mengatakan jika elektabilitas di bawah 15 persen sulit memenangi pemilu presiden. "Syukur kalau bisa di atas 20 persen," ujar dia.
Menurut Akbar, persoalan ini harus menjadi perhatian serius bagi Golkar. Pengurus partai diminta mengkaji dan menganalisis kenapa tidak ada kenaikan. Jika ditemukan penyebabnya, kata dia, akan lebih mudah mencari solusi atas masalah ini. Akbar mengatakan, jika perbaikan dilakukan waktu selama setahun cukup untuk mendongkrak elektabilitas Aburizal. "Tentu langkahnya harus berdasarkan kajian," ujar dia.
Akbar mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan elektabilitas susah terdongkrak naik adalah citra Aburizal yang kerap dikaitkan dengan perusahaan Bakrie. Meskipun Aburizal sudah tidak masuk ke struktur perusahaan, hal ini dinilai memberi pengaruh negatif terhadap Aburizal. Termasuk soal Lapindo? "Itu antara lain," ujar dia.
WAYAN AGUS PURNOMO