Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TBC Superbandel: Awas, Bisa Tulari 10-15 Orang (3)

image-gnews
TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO/Seto Wardhana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- “Pakailah masker, biar engkau tak menularkan kuman tuberkulosis kepada orang-orang di sekitarmu.” Pesan ini selalu ditekankan oleh Dr Erlina Burhan, Ketua Kelompok Kerja  Directly Observed Treatment, Short-course (DOTS) dan TB-MDR RS Persahabatan, kepada semua pasien tuberkulosis yang dia tangani.  Pesan yang sama diulangi oleh perawat dan suster yang saban hari menghadapi langsung para pasien tersebut. Masker bedah sekali pakai yang biasa dijual bebas seharga seribuan rupiah, menurut Erlina, cukup memadai dan bisa dipakai.

Anjuran memakai masker ini berlaku untuk semua derajat tuberkulosis, baik pasien yang masih sensitif terhadap pengobatan, apalagi yang sudah resisten terhadap obat lini pertama (TB MDR) dan lini kedua (TB XDR). Sebab, tanpa pengobatan, atau sedang dalam pengobatan namun Basil Tahan Asam-nya masih positif, mereka berpotensi menulari orang-orang di sekitarnya. Apapun derajatnya, literatur menyebut, pasien model begini bisa menularkan sekurang-kurangnya 10-15 orang lain di sekitarnya setiap tahun. Siapapun bisa tertular, tak peduli status ekonomi, usia dan jenis kelamin.

“Patut diingat, tuberkulosis ditularkan lewat udara, melalui percikan dahak penderita,” kata Erlina, saat ditemui Tempo, di kantornya, Selasa, 30 Juli 2013. Ketika pasien tuberkulosis batuk, bersin, berbicara atau meludah, maka kuman tuberkulosis akan terpercik ke udara. Seseorang dapat terpapar penyakit ini dengan hanya menghirup sejumlah kecil kuman TBC.

Dyah Erti Mustikawati, Kepala Sub-Direktorat Tuberkulosis, Kementerian Kesehatan, menambahkan orang yang tertular kuman tuberkulosis yang sudah resisten, baik TB MDR/XDR, jika suatu saat menderita tuberkulosis, derajatnya akan sama.  “Sebab, kuman yang ada di tubuh orang tersebut adalah kuman yang sudah resisten,” kata  dia kantornya, Jalan Percetakan Negara, Jakarta, Kamis, 1 Agustus 2013.

Menurut Erlina dan Dyah, orang yang terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis belum tentu menjadi sakit tuberkulosis, terutama saat kekebalan tubuhnya bagus. Saat itu, kuman tidak aktif alias dormant. Namun, begitu imunitas tubuhnya drop, basil tersebut akan unjuk gigi sehingga gejala penyakit tuberkulosis muncul. Jika diagnosis sudah ditegakkan, pengobatan secara tuntas harus segera dilakukan. Cuma, waktu pengobatan TB XDR –juga MDR--  memang lebih lama. Tak cukup enam bulan seperti TB biasa, tapi butuh waktu 18-24 bulan, termasuk obat suntik saban hari selama setengah tahun.

Lantaran kumannya superbandel, angka kesembuhan TB XDR memang tak setinggi  TB MDR dan TB biasa. Secara global,  angka kesembuhan TB XDR adalah 40-50 persen, tergantung seberapa berat penyakitnya, status kekebalan tubuh, serta berapa banyak obat antituberkulosis lini pertama dan kedua yang sudah tak bisa lagi digunakan. Di Indonesia, angka yang ada sekarang, kesembuhannya mencapai sekitar 60 persen. Adapun kesembuhan pengobatan TB MDR berkisar 60-70 persen, dan  TB biasa bisa mencapai di atas 90 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejatinya, menurut Dyah, kunci pengendalian TB XDR bukan pada pengobatan, tetapi pada masalah pencegahan. Caranya, ya, melalui pengobatan sesuai standar, baik TB biasa maupun TB MDR, agar tak menjadi TB XDR.  Selain itu, perlu diupayakan adanya pembatasan pemakaian obat-obat TB lini kedua, seperti kanamisin dan obat golongan kuinolon untuk pengobatan tuberkulosis. Sebab, bila pengobatan pasien TBC dilakukan secara asal-asalan dan tidak dimonitor secara rutin --sehingga pasien putus berobat dan obat-obat yang dipakai adalah obat TB lini kedua, maka TB XDR akan menjadi bom waktu.

Pengejaran pasien tuberkulosis yang resisten pernah dilakukan dr Priyanti Z. Soepandi dalam penelitian tesisnya di FKUI. Ia mencari alamat 9 responden yang putus berobat dari total 104 responden TB MDR/XDR yang diteliti. Temuannya, tiga pasien sudah meninggal, satu pasien mau berobat lagi hingga sembuh, dan sisanya ogah melanjutkan pengobatan atau tidak ditemukan alamat yang sebenarnya.

 “Ada pasien yang tak mau meneruskan berobat karena sudah diterima bekerja dan takut ketahuan,” kata mantan direktur RS Persahabatan ini, Selasa pekan lalu, “Artinya, ia akan menjadi sumber penularan di kantornya.” Kalau sudah begini, apa boleh buat, dokter tak bisa berbuat apa-apa dan tak bisa memaksa.

Meski tak segampang membalik telapak tangan, menurut Erlina, menggugah kesadaran pasien tuberkulosis agar orang lain tak tertular dan menderita seperti dirinya tetap harus terus ditumbuhkan. Jika kesadaran itu tak ada, kata dia, “Penularan TB XDR/MDR kian menjadi dan pemberantasannya semakin sulit.”  DWI WIYANA

Iklan

TBC


Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

31 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ciri-ciri Batuk TBC Menurut Dokter

Dokter menjelaskan batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih adalah gejala utama TBC, waspadalah.


Penyebab Target Elimisasi TBC Sulit Terealisasi pada 2030

32 hari lalu

Petugas saat melihat hasil pemeriksaan Rontgen Thorax milik warga saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Penyebab Target Elimisasi TBC Sulit Terealisasi pada 2030

Pasien TB mengalami siklus panjang dalam pengobatan. Sehingga target eliminasi TB pada 2030 sulit diwujudkan


Percepat Target Eliminasi TBC 2030, Kemenko PMK Luku Pedoman Mitra Penanggulangan TBCncurkan Bu

32 hari lalu

Menko PMK, Muhadjir Effendy dalam RTM pembahasan pemberian diskon tarif tol periode mudik Idul Fitri 1445 H/2024 M, melalui Zoom, Selasa, 4 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Percepat Target Eliminasi TBC 2030, Kemenko PMK Luku Pedoman Mitra Penanggulangan TBCncurkan Bu

Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India dengan estimasi 969.000 kasus.


USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

39 hari lalu

Warga saat melakukan pemeriksaan Rontgen Thorax saat skrining tuberkulosis di Gelanggang Olahraga Otista, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2023. Untuk mengurangi penularan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melalui Puskesmas Kecamatan Jatinegara melangsungkan kegiatan skrining tuberkulosis kepada 65 orang yang meliputi Pemeriksaan Rontgen Thorax, TCM (Test Cepat Molekuler) atau Pemeriksaan Dahak, serta TST (Tuberkulin Skin Test) atau Test Mantoux. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
USAID Bantu Berikan Terapi Pencegahan TBC di Indonesia

USAID memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada 145.070 orang di Indonesia, untuk mempercepat akses pengobatan preventif melawan TBC


Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

39 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.


Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

40 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Saran agar Penderita TBC Tak Menulari Rekan Kerja

Penderita TBC perlu bersikap disiplin agar tak menulari rekan kerja, seperti memakai masker dan ruangan kerja berventilasi baik.


Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

41 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Stigmatisasi Penderita TBC Berdampak pada Kesehatan Mental

Penderita TBC rentan mengalami gangguan kesehatan mental karena kerap dikucilkan dari lingkungan sehingga butuh sistem pendukung.


24 Maret Hari TBC Sedunia, Ini Sosok Ilmuwan Penemu Bakteri TBC

42 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
24 Maret Hari TBC Sedunia, Ini Sosok Ilmuwan Penemu Bakteri TBC

Ilmuwan Robert Koch adalah sosok yang berperan kunci dalam penemuan bakteri penyebab tuberkulosis alias TBC yang tak terpisahkan dari Hari TBC Sedunia


Kilas Balik Penemuan Kuman Tuberculosis Alias TBC oleh Robert Koch

42 hari lalu

Ilustrasi kuman tuberculosis atau TBC (pixabay.com)
Kilas Balik Penemuan Kuman Tuberculosis Alias TBC oleh Robert Koch

Bakteri penyebab TBC pertama kali ditemukan oleh Robert Koch. Pada saat itu, TBC membunuh satu dari setiap tujuh orang yang tinggal di Amerika Serikat dan Eropa.


Robot AI Buatan Google dan Perusahaan India Mampu Deteksi Kanker hingga TBC

45 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan untuk kesehatan. Kredit: Antaranews
Robot AI Buatan Google dan Perusahaan India Mampu Deteksi Kanker hingga TBC

Google dan sebuah perusahaan India mengembangkan robot berbasis AI yang bisa mendeteksi penyakit dalam. Terobosan di bidang radiologi.