TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur, Tini Thadeus mengatakan lebih dari 3.000 warga dari lima desa di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, sudah diungsikan dari zona merah kawasan gunung berapi Rokatenda.
Warga dievakuasi setelah Gunung Rokatenda memuntahkan lahar panas, Sabtu, 10 Agustus 2013 sekitar pukul 4.27 WITA. "Kini warga sudah mengungsi ke dua tempat yaitu di Maurole Kabupaten Ende dan Maumere ibukota Kabupaten Sikka," ujar Tini kepada Tempo, Sabtu, 10 Agustus 2013.
Tini menjelaskan terdapat sekitar 4.000 warga di zona merah letusan Gunung Rokatenda. Masih terdapat sekitar 500 orang yang masih dalam proses evakuasi oleh BDPT dan pemerintah daerah. Sebanyak 3.000 lebih orang tersebut berada di tempat pengungsian sejak sembilan bulan lalu. "Sisa 500 orang yang belum dievakuasi ini akan kami tangani secepat mungkin, mereka kebanyakan orang tua yang enggan meninggalkan kampungnya," ujar Tini.
Gunung Rokatenda berada di sebelah selatan Pulau Palue di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Pulau ini dihuni oleh sekitar 10.000 orang. Aktivitas Rokatenda meningkat sejak Oktober 2012 dan meletus hebat Sabtu, 10 Agustus 2013 setelah sempat mengeluarkan letusan kecil.
Menurut dia, letusan Gunung Rokatenda kali ini lebih dasyat dari letusan 23 Maret 1985 yang embusan abunya mencapai 2 km dan lontaran material lebih kurang 300 meter di atas puncak. Siklus letusan hebat gunung Rokatenda terjadi setiap 25 sampai 30 tahun.
GALVAN YUDISTIRA