Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profesor Riset LIPI Ingin Ubah Sejarah Sumatera

image-gnews
Peta lempeng tektonik bumi. wikimedia.org
Peta lempeng tektonik bumi. wikimedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan bidang geologi dan geofisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iskandar Zulkarnain, ingin mengubah pemahaman mengenai sejarah Pulau Sumatera melalui penelitiannya yang bertajuk "Geokimia Batuan sebagai Jendela Proses Geologi Masa Lalu dan Lentera Pemandu Penemuan Endapan Logam". Lewat penelitian ini Iskandar dikukuhkan sebagai profesor riset.

Dalam orasi ilmiahnya di Auditorium LIPI, Rabu, 21 Agustus 2013, Iskandar mengatakan selama ini Pulau Sumatera secara keseluruhan dianggap bagian dari tepian Benua Eurasia. "Melalui pendekatan geokimia batuan untuk menentukan lingkungan tektonik suatu wilayah, terbukti Sumatera bukan merupakan segmen homogen dari tepian Eurasia," kata dia.

Data geokimia terpilih dari batuan vulkanik yang tersebar di sepanjang pantai barat Sumatera, mulai dari Lampung hingga Sumatera Utara, menunjukkan bahwa wilayah dari zona patahan Sumatera ke arah barat dibentuk oleh komponen busur kepulauan atau island-arc. Sedangkan komponen benua terbukti di wilayah zona patahan Sumatera bagian timur. Data yang sama juga menunjukkan bahwa komponen busur kepulauan ini, yaitu Sumatera tengah hingga utara, terbukti pernah berkembang sebagai lingkungan.

"Bukti tersebut mengindikasikan bahwa zona patahan Sumatera merupakan zona subduksi purba," ujar Iskandar. Artinya, zona itu berusia lebih tua dibanding Kala Miosen, periode waktu geologi ketika kerak samudera menunjam ke bawah tepian Benua Eurasia.

Menurut Iskandar, patahan Sumatera tak lain adalah sebuah crustal border yang menyebabkannya mudah bergerak sebagai sebuah patahan geser ketika didorong oleh gaya kompresi dan sistem subduksi yang ada sekarang.

Dia mencontohkan patahan yang mudah bergerak itu tidak lain adalah asal-usul gempa bumi yang kerap mengguncang kawasan Sumatera Barat. "Makanya gempa di Sumatera Barat seringkali terjadi di wilayah yang itu-itu saja seperti Padang Panjang dan Solok," ucap dia.

"Pemahaman sejarah geologi Sumatera terbuka untuk direvisi dan diperbarui," imbuhnya, mengacu pada perubahan yang berdampak pada pemahaman akan potensi endapan mineral di pulau tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan, selama ini aktivitas pencarian sumber mineral cenderung dilakukan di Sumatera bagian barat. Padahal penelitiannya membuktikan potensi endapan logam justru berada di wilayah timur. Konsekuensi logis temuan ini yaitu memberi alternatif baru bagi siapapun untuk menemukan potensi mineral di Sumatera.

Penelitian Iskandar berfokus pada pendataan unsur kimia yang terakam dalam batuan. Selanjutnya penelusuran data dilakukan melalui elemen utama dengan menyusuri unsurnya. Melalui unsur kemudian dilihat pola apa saja yang ditunjukkan oleh batuan. "Pola ini digunakan untuk mengetahui terbentuknya batuan," ujarnya.

Ia mengatakan, perbedaan pola ditentukan dari mana batuan itu berasal. Batuan yang diambil dari kepulauan dan tepian memiliki pola yang berbeda. Ia mencontohkan jenis batuan titan dan fosfor. Kedua batuan itu jika disandingkan mungkin sekilas tampak sama, padahal sebenarnya berbeda.

Yang tak kalah penting, penelitian Iskandar juga menunjukkan bahwa potensi sumber daya alam juga berkaitan erat dengan potensi bencana. Menurutnya, jika terdapat gempa lokal dengan frekuensi yang tinggi di tempat sama, maka perlu dipelajari penyebabnya. "Ini bisa jadi karena adanya potensi sumber daya alam," ujarnya. 

SATWIKA MOVEMENTI

Berita Terpopuler:
5 Teknologi yang Mengancam Manusia

Lima Tokoh Ini Politikus Idola Anak Muda

Mau Dites Keperawanan, Siswi SMA Ketakutan

Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung' 

Mantan Napi Ungkap Kengerian Penjara Korea Utara

Beragam Penyebab Rupiah Terjun Bebas

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

8 hari lalu

Kelompok lansia melakukan gerakan senam ringan pada peluncuran Gerakan Senam Sehat (GSS) Lansia di Jakarta, Senin (29/5). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

13 hari lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

53 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.


Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

54 hari lalu

Peneliti dan Wakil Direktur Asia Maritime Transparency Initiative CSIS Harrison Prtat. Sumber: istimewa
Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.


Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

54 hari lalu

 acara press briefing bertajuk 'Deep Blue Scars Environmental Threats to the South China Sea' yang diselenggarakan oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) pada Jumat 15 Maret 2024, di Jakarta. Sumber: dokumen IOJI
Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut


Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Model skala Kawasan Inti Pemerintahan Pusat Ibu Kota Nusantara atau IKN. ANTARA/Aji Cakti
Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.


Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Proses quality control PCBA motherboard Laptop Merah Putih di PT. XACTI Raya Jakarta-Bogor No.KM.35, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok, Senin, 29 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.


Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.


Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Masyarakat Melayu Pulau Rempang berkumpul di Lapangan Sepakbola Dataran Muhammad Musa, Kampung Sembulang, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang pada Rabu (11/10/2023). FOTO: YLBHI
Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.


BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

Kepala BRIN Laksono Tri Handoko berbicara soal prioritas riset di lembaganya sepanjang tahun 2023, salah satunya bidang pangan dengan total 218 judul riset. (Tempo/Annisa Febiola)
BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.