TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Divisi Ekonomi Moneter Kantor Bank Indonesia Wilayah IV, Junanto Herdiawan optimistis perekonomian Jawa Timur tetap tumbuh positif kendati nilai tukar rupiah melemah belakangan ini. Pria yang akrab disapa Iwan itu mengakui, secara umum memang akan terjadi pelemahan ekonomi Jawa Timur seiring melemahnya nilai tukar rupiah.
Sektor impor, ekspor dan tingkat konsumsi masyarakat diprediksi akan turun. "Tapi jangan lupa, Jatim akan ada pemilihan kepala daerah yang berdampak positif pada sektor pajak, hotel dan resto. Sektor perhotelan, resto, jasa-jasa dan transportasi tetap tumbuh positif," kata Iwan kepada Tempo, Kamis 22 Agustus 2013.
Menurut dia, Jawa Timur masih mengandalkan pertumbuhan ekonomi di sektor industri pengolahan serta pajak hotel dan restoran (PHR). Iwan memprediksi, pada triwulan III 2013, ekonomi Jawa Timur akan tumbuh 6,95-7,15 persen (yoy). Angka itu naik ketimbang triwulan sebelumnya sebesar 6,97 persen.
Mencermati perkembangan inflasi dan indikator harga kebutuhan pokok, Iwan melihat inflasi Jawa Timur pada Triwulan III 2013 diperkirakan berada di kisaran 8,20-8,50 persen (yoy). Inflasi ini akibat penurunan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Namun sektor pertanian akan tertolong adanya panen gandum pada Agustus ini yang berkontribusi pada sektor pertanian untuk tetap tumbuh.
Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia Provinsi Jawa Timur Bambang Sukadi memastikan pelemahan nilai tukar rupiah akan mengerek inflasi di Jawa Timur. Dalihnya, transaksi komoditas impor menggunakan mata uang US $. Jika nilai tukar rupiah melemah, importir harus menyiapkan lebih banyak lagi cadangan mata uang US $. Padahal ketika barang sudah masuk kapal dari negara asal, importir sudah mengkalkulasi nilai transaksi yang harus dibayar saat barang tiba di pelabuhan Indonesia.
Dampak buruk menguatnya dollar ini adalah bea masuk, PPN dan PPh yang ditanggung importir secara otomatis terkerek naik. Pengusaha yang menggantungkan bahan baku dan komoditas barang jadi dari impor, pasti akan menaikkan harga barang di tingkat masyarakat. "Kita tetap bayar dengan dollar yang ditagihkan. Kita bebankan ke siapa? Ya tetap dibebankan ke masyarakat lewat kenaikan harga barang," kata Bambang.
DIANANTA P. SUMEDI
Berita Terpopuler:
Punya Mertua Kaya, Jenderal Moeldoko: Alhamdulilah
Lulung: Saya The Godfather
Ini Daftar Lengkap Kekayaan Jenderal Moeldoko
Sofyan Tan: Dokter `Gila` Penjaga Sekolah
MU dan Barca Siap Tampung Casillas