TEMPO.CO, Mojokerto - Tim arkeolog dan petugas teknis Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan belum menemukan struktur purbakala peninggalan Kerajaan Majapahit di lokasi yang akan dibangun pabrik baja di Jalan Raya Trowulan 168, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
"Kami sudah menggali lima titik secara random, tapi belum menemukan apa-apa," kata salah satu arkeolog, Hariri, Jum'at, 23 Agustus 2013. Tim menggali lima titik dengan luas bidang 2x1 meter persegi dan 2x2 meter persegi, dengan kedalaman bervariasi antara 1,5 meter hingga 2,2 meter.
Baca Juga:
"Sempat ditemukan batu bata, tapi bukan batu bata kuno," katanya. Tim sempat kesulitan menggali karena permukaan dan lapisan lahan setempat ada yang berupa cor semen bekas pabrik atau gudang yang sebelumnya pernah berdiri di tempat itu.
Sebelum dibeli PT Manunggal Sentral Baja akhir 2012, lahan seluas 3,6 hektar tersebut sudah digunakan untuk pabrik dan gudang penggilingan sekaligus penjemuran padi serta palawija milik PT Pembangkit Ekonomi Desa sejak 1971.
Hariri mengatakan, setelah menggali lima titik, tim akan memaksimalkan waktu yang ada. "Masih ada waktu dua sampai tiga hari. "Masih akan menggali titik lainnya," kata Hariri.
Arkeolog yang lain, Nugroho, menambahkan bahwa hasil penggalian sementara menunjukkan tanah yang digali masih steril atau tidak ada tanda-tanda bekas bangunan purbakala. "Tim menggali sampai tanahnya keluar airnya," ujar Nugroho. Maksudnya, jika sudah mengeluarkan air, tidak mungkin lagi ditemukan bekas kehidupan purbakala.
Nugroho memperkirakan di lokasi itu tidak ada struktur purbakala yang signifikan karena berada di luar pusat kota Kerajaan Majapahit. Sebelum menggali lokasi lahan yang akan dibangun pabrik baja, tim juga sudah menggali lahan di luar lokasi pabrik, namun tidak menemukan struktur purbakala.
Penggalian dilakukan di tengah kontroversi pembangunan pabrik baja PT Manunggal Sentral Baja di Trowulan yang merupakan kawasan cagar budaya. Warga sekitar lokasi dan pemerhati budaya menolak pembangunan pabrik baja tersebut karena dikhawatirkan menyebabkan pencemaran dan merusak situs di Trowulan.
Tim ahli cagar budaya nasional yang meninjau lokasi beberapa waktu lalu akhirnya memerintahkan penggalian untuk membuktikan apakah ada struktur purbakala yang terpendam atau tidak.
ISHOMUDDIN