TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim menjelaskan, sensus kurikulum 2013 yang akan dilakukan awal September mendatang akan dijadikan dasar pendampingan yang diberikan pada guru sasaran. "Kan sudah dua minggu, jadi kami akan lakukan pemantauan," kata Musliar saat dihubungi Tempo, Ahad, 25 Agustus 2013.
Monitoring ini, kata Musliar, bertujuan mengetahui sejauh mana pemahaman guru dan siswa tentang Kurikulum 2013. Dalam monitoring tersebut, kementerian sudah mendesainnya sejak awal. Beberapa sekolah, kata Musliar, sudah menerapkan kurikulum ini sejak 15 Juli, sebagian lagi pada 19 Agustus lalu.
Menurut Musliar, Kementerian yakin penerapan kurikulum ini sudah bisa dipantau melalui pengamatan langsung di lapangan. "Selain itu, nanti kami akan ajukan kuisioner," kata dia.
Sebelumnya, Musliar mengungkapkan bahwa kegiatan pendampingan rencananya melibatkan unsur dari instruktur nasional, guru inti, lembaga pendidikan dan tenaga pendidikan, serta mahasiswa S2 dan S3 yang dianggap memahami konsep kurikulum. Hasil evaluasi akan dijadikan bahan untuk perencanaan implementasi tahun ajaran 2014/2015.
Pada tahun ajaran ini kurikulum baru 2013 resmi diterapkan di 6.326 sekolah. Kurikulum diterapkan untuk siswa SD kelas I dan IV, siswa SMP kelas VII, dan siswa SMA kelas X. Di luar jumlah itu, sekitar dua ribu sekolah mengajukan diri untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013 tahun ini.
Mereka harus mengajukan diri karena tidak termasuk dalam daftar sekolah sasaran yang ditetapkan pemerintah. Untuk menerapkan kurikulum ini, Kementerian Pendidikan menganggarkan Rp 829 miliar. Anggaran ini dipakai mulai dari persiapan hingga pemantapan pelaksanaan di setiap sekolah.
TRI ARTINING PUTRI