TEMPO.CO, Jakarta- Kamar Dagang dan Industri India (Federation of Indian Chambers of Commerce and Industry/FICCI) menjajaki kemungkinan kerja sama di beberapa sektor dengan Indonesia. Kerja sama dagang dan industri ini diharapkan dapat meningkatkan penanaman modal asing India sebesar 50 persen.
"
Foreign Direct Investment (FDI) India mencapai US$ 4-5 miliar per tahun. Dengan adanya kerja sama ini, kami targetkan bisa naik 50 persen per tahun," kata Presiden FICCI, Naina Lal Kidwai, seusai pertemuan dengan Kadin Indonesia di Jakarta, Senin, 26 Agustus 2013. Menurut dia, India melihat banyak peluang investasi di Indonesia. Populasi serta meningkatnya kelas menengah juga menjadi faktor mengapa India memilih Indonesia.
FICCI membawa serta 25 delegasi dari India. Beberapa sektor yang akan dijajaki antara lain pengembangan infrastruktur, transportasi atau otomotif, kesehatan, sektor jasa, makanan olahan, energi, sumber daya mineral, dan pengemasan. Naina mengatakan, India akan berfokus pada sektor-sektor yang memang sudah menjadi andalan investasi India di Indonesia. "India membutuhkan infrastruktur dan begitu juga sebaliknya. Indonesia mau membangun banyak bandara, jalan raya, penunjang transportasi. Kami tentu akan masuk pada area ini," katanya.
Selain itu, sektor energi juga akan menjadi fokus perhatian khususnya dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga solar dan angin. Naina mengatakan, India memiliki banyak pengalaman dalam sektor ini yang dibutuhkan Indonesia. "Selain itu, kami menawarkan teknologi alternatif yang memiliki harga murah," katanya. Untuk sektor transportasi, termasuk otomotif, Naina mengatakan kerja sama yang akan dibangun adalah impor mobil serta kemungkinan investasi pabrik.
Wakil Ketua Kadin Indonesia bidang Telekomunikasi, Teknologi Informasi, dan Penyiaran, Didie W. Soewondho, menyambut baik kerja sama India dan Indonesia tersebut. Tapi, ia mengatakan, kerja sama ini harus segera ditindaklanjuti berupa pertemuan dalam kelompok kecil, khususnya dengan pengusaha yang langsung terlibat.
"India harus menentukan pihak-pihak mana saja yang akan dilibatkan dan kemudian langsung mengadakan pembicaraan. Tiga tahun lalu, kami juga mengadakan perjanjian serupa tapi banyak yang jalan di tempat karena tidak ada tindak lanjut," katanya seusai pertemuan dengan delegasi.
ANANDA TERESIA