TEMPO.CO, Jakarta - Burung merpati purba, burung dodo, dan mammoth adalah beberapa spesies hewan yang telah punah akibat kerusakan lingkungan dan aktivitas manusia. Kini, kemajuan dalam bidang biologi memungkinkan para ilmuwan untuk menghadirkan kembali hewan-hewan yang telah punah.
Praktek ini pertama kali populer dalam novel Jurassic Park karya Michael Crichton yang menunjukkan proses membangkitkan hewan punah lebih dari sekedar konsep keilmuan. Pada 2003, para ahli biologi berhasil menghidupkan Pyrenean ibex dengan menciptakan klon yang diambil dari sampel jaringan beku sebelum spesies kambing itu punah. Klon itu hanya hidup beberapa menit setelah lahir karena cacat paru-paru. Namun eksperimen itu memberi harapan bahwa "menyelamatkan spesies dari kepunahan", yang tadinya hanya angan-angan, bisa menjadi kenyataan.
"Kita bisa menggunakan berbagai teknik ini untuk menyelamatkan hewan dari kepunahan dan meningkatkan masa hidup mereka," kata Stanley Temple, ahli ekologi dari University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat, seperti dikutip dari laman NBC News, Selasa, 27 Agustus 2013. Kendati begitu, ia percaya tindakan itu menuai kontroversi dari banyak pihak.
Ilmuwan lain bermimpi menghidupkan kembali mammoth, kerabat gajah modern yang punah 3-10 ribu tahun lalu, dan menyisakan bangkai yang terawetkan di Siberia yang terdiri atas tulang sumsum, kulit, rambut, dan lemak. Jika jaringan sel mammot yang masih hidup bisa ditemukan maka bisa dibawa ke laboratorium untuk menciptakan embrio baru. Embrio itu kemudian dapat ditanamkan ke kerabat terdekatnya, seekor gajah, yang akan melahirkan bayi mammoth.
Menemukan jaringan sel mammoth yang hidup tidaklah mudah. Tapi peneliti biomedikal dari Korea Selatan, Insung Hwang, telah menemukan nukleus dan memproduksi klon dari itu. Nukleus itu akan ditanamkan ke dalam sel telur gajah yang nukleusnya telah dihapus. Tapi ini tidak mudah karena tidak ada yang pernah berhasil memanen sel telur gajah.
Namun tantangan selanjutnya tidak bisa dianggap sepele. Meskipun para peneliti berhasil menciptakan mammoth atau hewan-hewan punah lainnya, mereka harus bisa bertahan di alam liar. Ini berarti, diperlukan juga makanan yang sesuai, habitat, dan kemampuan menghindari predator lainnya, terutama manusia.
Kritik terhadap upaya menghidupkan hewan punah ini datang dari ahli konservasi ekologi Stuart Pimm dari Duke University, Amerika Serikat. Menurutnya, menghidupkan kembali hewan punah akan membahayakan upaya konservasi. "Saya tidak berpikir itu mempunyai manfaat apapun," katanya.
Ahli biologi David Ehrenfeld dari University of New Jersey, Amerika Serikat, setuju upaya itu akan menghambat konservasi. "Ini sangat negatif, sangat mahal dan tidak akan mencapai tujuan konservasi apapun," ucapnya.
Meski menuai kontorversi, Temple tetap optimis teknik untuk menghidupkan hewan punah akan membawa sisi positif tersendiri. "Jika kita mencoba melakukan hal ini dengan serius, dalam kepentingan terbaik semua orang bahwa percobaan awal akan menghasilkan kesuksesan tinggi," katanya optimistis.
Ia juga berpendapat, menghidupkan kembali hewan-hewan punah seperti burung merpati purba atau mammoth memiliki daya tarik tersendiri bagi imajinasi masyarakat.
ROSALINA | NBC NEWS