TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri memperkirakan pelemahan nilai tukar rupiah masih akan berlanjut hingga awal 2014 mendatang. Meski begitu, kata dia mengatakan pemerintah akan berupaya menjaga agar nilai agar tetap sesuai dengan asumsinya.
"Pemerintah masih memiliki optimisme terhadap perkiraan pergerakan rata-rata nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat pada kisaran Rp 9750 per dolar AS," kata Chatib dalam pemaparan jawaban pemerintah atas pandangan fraksi terkait RUU APBN 2014 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2013.
Dalam upaya menjaga stabilitas nilai tukar dan neraca trasaksi berjalan, dan pertumbuhan ekonomi, Chatib mengatakan pemerintah sudah menetapkan empat paket kebijakan, yaitu paket memperbaiki defisit transaksi berjalan, kedua memastikan agar defisit APBN 2013 tetap 2,38 persen, ketiga paket kebijakan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, dan keempat kebijakan untuk mempercepat investasi.
Meurut Chatib, dalam beberapa tahun terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih cenderung stabil, kecuali pada 2011 lalu. Berdasarkan catatan, pada 2009 asumsi nilai tukar ditetapkan sebesar Rp 10.500 per dolar AS, sementara realisasinya Rp 10.408 per dolar AS. Pada 2010, asumsi nilai tukar Rp 9.500 per dolar AS, sedangkan realisasinya Rp 9.087 per dolar AS.
"Pada 2011 nilai tukar berada di atas angka asumsi, yaitu Rp 8.779 sedangkan asumsinya Rp 8.700 per dolar AS. Sementara pada 2012 asumsinya Rp 9.900 dan realisasinya Rp 9.384 per dolar AS dan pada 2013 pemerintah berupaya menjaga nilai tukar dalam kisaran Rp 9.600 per dolar AS," katanya.
Berdasarkan kurs transaksi Bank Indonesia hari ini, 27 Agustus 2013, kurs jual rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp 10.937 atau melemah 0,3 persen dibandingkan 26 Agustus sebesar Rp 10.895 per dolar AS. Untuk kurs beli hari ini sebesar Rp 10.829 per dolar AS atau melemah 0,4 persen dibandingkan kemarin Rp 10.787 per dolar AS.
ANGGA SUKMA WIJAYA