Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Air, Rebutan Air Berujung Saling Serang

Editor

Eni Saeni

image-gnews
Seorang anak tengah menggendong adiknya melintas disebuah tambak kering akibat kemarau di daerah Marunda, Jakarta, Rabu (5/9). TEMPO/Tony Hartawan
Seorang anak tengah menggendong adiknya melintas disebuah tambak kering akibat kemarau di daerah Marunda, Jakarta, Rabu (5/9). TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.COSubang - Surni, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pertanian Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Jawa Barat , mengaku gundah-gulana ketika hitungan bulan akan memasuki periode September setiap tahunnya. Kenapa? Karena pada periode itu, ada tradisi jelek yang terjadi di kalangan petani binaanya. Yakni rebutan air yang berujung bentrok massal antar petani tersebut.

Menurut dia, petani asal Kecamatan Pusakajaya, Pusakanagara dan Compreng, saling serang dengan menggunakan golok, parang dan cangkul jika pembagian air irigasi dengan sistem gilir-giring sudah tidak ditaati oleh para petani di tiga kecamatan itu.

Pintu air Kebon Danas, lanjut Surni, selalu menjadi biang pemantik terjadinya bentrok massa petani akibat rebutan air tersebut. Karena, di lokasi itulah pembagian jatah air ke irigasi sekunder di tiga kecamatan itu dilakukan."Saat ini pun, situasinya sudah mulai memanas. Terus terang, kami selalu was-was," kata Surni.

Di Kecamatan Pusaka Jaya, sedikitnya 3.097 hektare dan 3.060 hektare lainnya di Kecamatan Pusakanagara, sawah milik petani selalu mengalami gagal panen bahkan gagal tanam akibat tak kebagian stok air irigasi yang disalurkan dari irigasi induk Tarum Timur yang bersumber daru waduk Jatiluhur, Purwakarta.

"Saat ini, tanaman padi yang sudah terancam kekeringan hebat itu baru berumur lima hingga 20 harian," ujar Surni. "Dalam sepekan-dua pekan ke depan tak dapat suplai air, dipastikan padi  akan mati meranggas."

Kondisi itu dibenarkan, Oman Faturohman, tokoh petani Kecamatan Pusakajaya. Menurut dia,  sebetulnya ada solusi jitu buat mengatasi krisis sekaligus konflik air di antara petani tiga kecamatan itu. Caranya dengan membangun sodetan di sungai Cipunagara atau totosan (talang air) yang dibangun persis di bendung Salam Darma yang lokasinya berada di tapal batas Kabupaten Subang dan Indramayu.

"Kami sudah mengusulkannya kepada presiden, menteri pertanian dan gubernur Jawa Barat, mereka setuju dengan konsep itu, tapi, sampai sekarang nggak ada realisasinya," kata  Oman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Sub Divisi Pengelolaan Air DPA III-PJT II Jatiluhur, Fembri Setyawan, mengatakan, jika solusi yang ditawarkan petani Subang itu direalisasikan, ia menjamin air irigasi untuk tujuh dari 12 ribuan hektare areal sawah yang selalu mengalami kekeringan itu akan teratasi.

"Pada saat musim kemarau, suplai air buat areal tujuh ribu hektare itu rata-rata 25 hingga 30 meter kububik per detik," ujar Fembri. Dengan kondisi saat ini, debit air yang terkirim paling banter 20 meter kubik per detik.

Hanya saja, kata dia, dalam pembuatan desain sodetan atau totosan itu harus dilakukan bersama dengan pihak BBWS, PJT II Jatiluhur, Pemprov Jabar dan Pemkab Subang.

Kepala Subdit Optimalisasi Rehabilitasi dan Konservasi Direktorat Jenderal Sumber Daya Kementerian Pertanian, M. Husni, meminta Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Pemkab Subang, segera mengajukan proposal pembuatan totosan tersebut. "Kami pasti meresponnya," ujarnya.

NANANG SUTISNA



Terhangat:
Suap SKK Migas | Konvensi Partai Demokrat | Pilkada Jatim

Berita populer:
Warga Penolak Lurah Susan Juga Akan Demo Jokowi

Jokowi Siap Jadi Mediator Keraton Solo, Tapi...

Demo Lurah Susan Digerakkan Dua Tokoh Ini 

Loch Ness Tertangkap Kamera Fotografer Amatir

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

12 Mei 2022

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan pandangan Pemerintah terkait RUU IKN dalam rapat paripurna ke-13 masa persidangan III tahun 2021-2022 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 18 Januari 2022. DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) menjadi RUU Inisiatif DPR RI dan juga mengesahkan RUU Ibu Kota Negara (IKN) menjadi Undang-Undang. TEMPO/M Taufan Rengganis
RI Pimpin 80 Menteri Dunia Bahas Air dan Sanitasi, Bappenas Sebut 3 Krisis

Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Sector Ministers Meeting (SMM) air dan sanitasi 2022 yang akan dilaksanakan pada 18-19 Mei 2022 di Jakarta.


Garap Pengolahan Air Modern, Jasa Tirta II Gandeng Korea Selatan

28 Juni 2019

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perusahaan Umum Jasa Tirta II dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk dan PT Multi Optimal Sentosa, Senin, 5 November 2018, di Kantor Perum Jasa Tirta II, Jakarta. PGN dalam hal ini dihadiri oleh Direktur Utama Gigih Prakoso menyatakan, dengan ditandatanganinya MoU antara ketiga pihak, pengembangan kawasan industri akan menghadirkan kenyamanan beraktivitas bagi pelaku industri yang kelak menghuni kawasan.
Garap Pengolahan Air Modern, Jasa Tirta II Gandeng Korea Selatan

Perum Jasa Tirta II bekerja sama dengan Korea Water Resources Coperation (K-Water) dalam bidang pengelolaan sumber daya air di Indonesia.


Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai memimpin apel pagi Pengawasan Terpadu Sumur Resapan, Instalasi Pengolahan Air Limbah, dan Air Tanah di Intiland Tower, Jumat, 16 Maret 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.


Lindungi Sumber Air, Tiga Kementerian Teken Kerja Sama

10 Oktober 2017

Danau Segara Anak dari jalur Senaru, Lombok. Tempo/Tony Hartawan
Lindungi Sumber Air, Tiga Kementerian Teken Kerja Sama

Tiga kementerian menandatangani kerja sama untuk melindungi dan mengoptimalkan sumber air lewat fungsi situ, danau, embung, dan waduk (SDEW).


Penuhi Kebutuhan Air Kota Tarakan, PU Bangun Embung dan Pipa Sepanjang 11 Kilometer

1 Oktober 2017

Kota Tarakan, Kalimantan Timur. Dok.TEMPO/ Santirta M.
Penuhi Kebutuhan Air Kota Tarakan, PU Bangun Embung dan Pipa Sepanjang 11 Kilometer

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah membangun dua embung baru yakni Embung Rawasari dan Embung Indulung.


50 Juta Warga Pakistan Terancam Teracuni Arsenik

24 Agustus 2017

Pemandangan Lembah Hunza di Pakistan. independent.co.uk
50 Juta Warga Pakistan Terancam Teracuni Arsenik

Pemerintah Pakistan sangat menaruh perhatian terhadap meningkatnya ancaman racun arsenik yang ditimbulkan dari sumber air.


Warga Untung Jawa Ogah Minum Hasil Penyulingan Air Laut

12 Agustus 2017

Direktur Teknik PAM Jaya Barce Simarmata, Direktur Utama PAM Jaya Erlan Hidayat, dan Lurah Pulau Untung Jawa Ade Slamet saat pemaparan tentang penyulingan air laut menjadi air tawar di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, 12 Agustus 2017. TEMPO/Friski Riana
Warga Untung Jawa Ogah Minum Hasil Penyulingan Air Laut

Lurah Pulau Untung Jawa Ade Slamet mengatakan warga pulaunya enggan mengkonsumsi air minum hasil penyulingan air laut menjadi air tawar.


Penyulingan Air Pulau Untung Belum Maksimal, Ini Alasan PAM Jaya  

12 Agustus 2017

Ilustrasi air dan kesehatan. Shutterstock
Penyulingan Air Pulau Untung Belum Maksimal, Ini Alasan PAM Jaya  

Dirut PAM Jaya Erlan mengatakan instalasi penyulingan air ini masih milik Kementerian Pekerjaan Umum.


Lurah Pulau Untung Jawa: Debit Air Suling Hanya 50 Meter Kubik  

12 Agustus 2017

Ilustrasi air dan kesehatan. Shutterstock
Lurah Pulau Untung Jawa: Debit Air Suling Hanya 50 Meter Kubik  

Lurah Ade mengatakan warga dijanjikan air suling sebanyak 80 meter kubik per hari.


Air Keran Pemukiman Tak Semuanya Steril dari Racun

31 Juli 2017

sxc
Air Keran Pemukiman Tak Semuanya Steril dari Racun

Air keran di pemukiman, tak semua steril dari racun yang berbehaya bagi tubuh.