TEMPO.CO, Damaskus - Warga Suriah gelisah soal nasib dan masa depan tanah air mereka di tengah kemungkinan ancaman serangan Amerika Serikat yang kian meningkat dari menit ke menit. Beberapa di antara mereka tidak lepas memantau dari televisi.
“Ini kekacauan dan gelisah karena tidak tahu apa yang bakal terjadi,” kata ibu tiga anak yang menyebut namanya sebagai Kinana. “Saya mendengar serangan akan segera dilancarkan, dan ini menimbulkan kekhawatiran dan meneror saya. Saya tidak bisa menyembunyikan perasaan ini dari anak-anak.”
Kinana mengatakan telah mengumpulkan perhiasan dan surat-surat penting, dan menempatkannya dalam tas kecil di depan gerbang rumah. Dengan demikian, dia bisa membawanya jika harus lari menyelamatkan diri.
Beberapa warga Suriah seperti melekat di kursi depan pesawat televisi, gelisah dan khawatir atas apa yang akan terjadi. Beberapa berusaha untuk tidak peduli, yang lainnya takut pada kemungkinan negeri itu akan diserang oleh kapal-kapal perang Amerika.
“Tidak ada alasan untuk takut karena (Amerika) tidak akan melakukan lebih dari yang sudah terjadi di negeri ini,” kata seorang apoteker yang mengaku bernama Samir. “Amerika dan sekutunya bekerja sama untuk mengatasi konflik negeri ini, kali ini mereka akan bertindak langsung, tidak sekadar di belakang layar.”
Pendapat berbeda disampaikan seorang guru, Amani, 28 tahun. “Memikirkan serangan itu membuat saya gemetar ketakutan,” katanya. “Serbuan itu berarti lebih banyak kehancuran di negeri yang sudah porak poranda ini.”
Laporan media menyatakan ribuan warga Suriah telah mengungsi dalam beberapa hari terakhir ke Libanon. Ancaman serangan juga membuat panik pasar finansial. Nilai tukar mata uang setempat anjlok di pasar gelap. Harga emas juga naik dan kemungkinan akan terus meroket. Walaupun masyarakat lebih banyak membeli makanan, bukan dolar atau emas.
Antrean tampak di sejumlah toko roti sejak pagi hari, Rabu. Setelah menunggu tidak kurang dari tiga jam, mereka hanya mendapat tiga atau empat buah roti. “Belilah sayuran lebih banyak karena toko saya akan tutup besok!” teriak seorang penjual sayur.
Perdana Menteri Suriah Wael al-Halqi mengatakan akan menambah barang-barang kebutuhan di pasaran dan membentuk badan pemerintah baru untuk membagi-bagikannya kepada warga. Sebelum sidang kabinet, Al-Halqi meminta penambahan pasokan tepung dan membuka toko-toko roti baru untuk mengamankan kebutuhan pokok.
XINHUA NET | NATALIA SANTI
Terhangat:
Lurah Lenteng Agung | Pilkada Jatim | Konvensi Partai Demokrat
Berita Populer
Dipimpin Lurah Susan, Warga Lenteng Tak Ambil Pusing
8 dari 10 Analis Jagokan Jokowi Jadi Presiden
Foto Mesra, Bella dan Sang Jenderal Beredar Luas
Bella Saphira-Agus Surya Bakti Nikah Jumat Besok
Mahfud Md. Tolak Ikut Konvensi Demokrat