Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pendapat Ahli Politik Soal Kudeta dan Al-Ikhwan

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Suasana di sekitar Rabaa Adawiya saat sejumlah pendung tergulingnya Presiden Mohammed Morsi menentang pemerinh Militer Mesir saat menghancurkan sejumlah kamp mereka di Kairo, Mesir, (15/8). dailymail.co.uk
Suasana di sekitar Rabaa Adawiya saat sejumlah pendung tergulingnya Presiden Mohammed Morsi menentang pemerinh Militer Mesir saat menghancurkan sejumlah kamp mereka di Kairo, Mesir, (15/8). dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta-  Mohammed El-Sayed Selim pernah beberapa kali berkunjung ke Indonesia. Tapi pada kunjungan pekan lalu, ia khusus datang untuk membantu memberi penjelasan soal kontroversi peristiwa terbaru di Mesir saat demonstrasi anti-pemerintah pada 30 Juni berujung pada penggulingan Muhammad Mursi --presiden Mesir yang dipilih secara demokratis-- oleh militer pada 3 Juli lalu. Saat massa pendukung Mursi berdemonstrasi, yang dihadapi dengan keras oleh militer Mesir sehingga menewaskan sekitar 700-an orang, Pemerintah Indonesia menyampaikan keprihatinan dan minta Mesir menghormati hak berdemonstrasi secara damai.

Menurut El-Sayed, Mesir menghargai kebijakan Indonesia dibanding Malaysia yang cenderung ingin membawa sebagai masalah internasional. Ia menjelaskan antara lain soal perbedaan dan persamaan situasi Mesir saat ini dengan Indonesia tahun 1998, kenapa Mursi masih ditahan dan pemimpin Al-Ikhwan al-Muslimun ditangkap, dalam wawancara dengan wartawan Tempo, Natalia Santi dan fotografer Aditya Noviansyah di Kedutaan Besar Mesir di Jakarta, Rabu pekan lalu.

Apa yang membuat Anda diutus Kementerian Luar Negeri Mesir secara khusus untuk menjelaskan situasi di sana?

Dalam hal ini saya adalah wakil dari masyarakat sipil, bukan wakil pemerintah. Ini adalah inisiatif pribadi. Ketika saya sampaikan ke Kementerian Luar Negeri, mereka sangat mendukung. Mereka pikir akan lebih baik jika masyarakat sipil juga berperan dalam diplomasi.

Setelah revolusi 30 Juni, saya menemukan banyak kontroversi di Indonesia terkait situasi di Mesir. Banyak yang menyebut ini kudeta, 'Mesir melawan Islam', 'Islam terancam', dan sebagainya. Kesalahan persepsi ini sebenarnya sudah banyak dijelaskan dalam berbagai media di Mesir, tetapi saya merasa harus datang sendiri, bertemu langsung dengan orang-orang, akademisi, masyarakat sipil, dan orang-orang seperti Anda.

Adakah persamaan atau perbedaan yang terjadi di Mesir dengan Indonesia tahun 1998?

Persamaannya, terutama, bahwa periode transisi tidak mudah. Banyak kesulitan di sana sini. Tapi Indonesia beruntung berhasil membentuk institusi-institusi perangkat demokrasi secara konsensus di masa-masa awal transisi. Kami tidak mampu melakukannya.

Sejak Januari 2011 sampai sekarang, kami tidak punya parlemen. Tapi Anda punya parlemen, yang mampu menangani masalah ketika salah satu presiden Anda mundur. Di Mesir, ketika Mursi tidak mengelola pemerintahan dengan baik, tidak ada Parlemen yang menyelesaikan masalah ini.  Satu-satunya insitusi yang ada adalah militer.

Kalian punya partai politik tradisional,  yang bahkan sudah ada sejak masa pemerintahan Soeharto. Kami tidak punya. Ketika Husni Mubarak terguling, tidak ada partai politik sipil yang meneruskan proses demokrasi. Satu-satunya kelompok yang terorganisir adalah Al-Ikhwan al-Muslimun. Dan merekalah yang “mencuri revolusi”. Mereka juga mengeliminasi yang lainnya dalam revolusi itu. Karena itulah terjadi revolusi 30 Juni.

Di Indonesia, masa transisi tidak sesulit di Mesir. Tidak ada perpecahan seperti di negara kami. Tetapi Alhamdullilah, Insya Allah, semuanya akan menuju ke arah yang benar.

Saat Indonesia di masa transisi, tidak ada partai yang dilarang dan politisi yang ditangkap seperti di Mesir?

Jangan salah sangka. Al-Ikhwan masih terus kami ikutsertakan dalam transisi Mesir. Semua partai politik. Partai Keadilan dan Kebebasan masih beroperasi. Para pemimpin mereka yang ditahan karena memicu kekerasan, menggunakan senjata, dan melumpuhkan usaha rakyat, baik di Nasr City, Kairo, dan kota-kota lain. Ada juga pemimpin Al-Ikhwan yang tidak ditangkap dan mereka sekarang turut dalam proses politik. Salah satunya Muhammad Ali Bashir. Demikian pula kelompok dan partai Islam lainnya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Ilustrasi. azpenalreform.a
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu


Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Tampak dua mahasiswa Indonesia menunggu evakuasi ke Bandara untuk kembali ke Indonesia di tepi jalan Kota Kairo, Mesir. Dokpri. Ahda Sabila
Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.


PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

TEMPO/Budi Yanto
PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir


Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. REUTERS
Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.


Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Ilustrasi bayi baru lahir. shutterstock.com
Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.


Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Kerabat menangis dan berdoa di depan peti jenazah kerabatnya yang tewas akibat serangan bus, di Katedral Abu Garnous di Minya, Mesir, 26 Mei 2017. AP Photo
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.


Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Ahmed Hosni Taha, rektor Universitas Al Azhar . alg24.net
Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad


Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Pendukung Ikhwanul Muslimin bentrok dengan polisi saat unjuk rasa di Kairo Matariya, Mesir, 1 Juli 2015. Mereka memprotes pemerintah yang menetapkan hari libur nasional, setelah dua tahun penggulingan Presiden Mohammed Morsi. AP/Belal Darder
Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.


Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Sebuah gambar yang diambil dari sebuah video, memperlihatkan asap tebal usai terjadinya pengeboman di Latamneh, di provinsi Hama, Suriah, 30 April 2017. REUTERS
Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.


Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Saad Mohammed menulis lembaran Al-Quran di kediamannya di Belqina, Kairo utara, Mesir, 26 April 2017. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.