TEMPO.CO, New Delhi - Pemerintah India berencana menutup Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dimalam hari. Tindakan ini dilakukan untuk menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) sekaligus memotong biaya impor yang semakin membengkak.
Menurut Menteri Perminyakan India, Veerapa Moily, ide penutupan SPBU adalah salah satu dari sejumlah opsi penghematan BBM yang tengah dipertimbangkan pemerintahnya. Strategi tersebut dinilai mampu memotong permintaan BBM hingga 3 persen. "Ada berbagai pilihan dan ide yang telah disampaikan, salah satunya penutupan SPBU di malam hari. Namun kami belum memutuskannya," kata Moily seperti dikutip dari kantor berita BBC, Selasa 3 Agustus 2013.
Seperti yang terjadi di Indonesia, pemerintah India kini dipusingkan oleh masalah menjaga defisit anggaran gara-gara konsumsi BBM yang tinggi. Impor minyak merupakan faktor penyebab terbesar jurang defisit transaksi berjalan di India. Pemerintah India bertekad untuk memotong anggaran konsumsi dan impor BBM sebesar US$ 2,4 miliar atau Rp 27 triliun.
Tingginya impor membuat defisit neraca perdagangan melebar. Hal ini menyebabkan nilai rupee melorot dan pada akhirnya membuat barang impor semakin mahal. Celakanya, India adalah pengimpor minyak dan bahan pangan yang cukup besar sehingga pelemahan rupee malah mendorong inflasi. Defisit yang semakin besar pun membuat cadangan devisa India terus tertekan.
Kebijakan subsidi BBM pun membuat defisit anggaran terus bertambah. Hal ini memunculkan kekhwatiran bahwa kebijakan tersebut bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi India secara keseluruhan. Pada tahun anggaran yang berakhir pada 31 Maret 2013, total subsidi minyak India mencapai 1,6 triliun rupee. Bengkaknya anggaran memperkuat desakan untuk mengubah kebijakan dan menurunkan angka defisit.
FERY FIRMANSYAH
Berita Lainnya:
Begini Cara Jokowi Promosikan Blok G Tanah Abang
Diiringi Tanjidor, Jokowi Resmikan Blok G Tenabang
Jokowi Ajak BRI Beri Kredit Pedagang Tanah Abang
Jokowi Janji Kasih Modal Pedagang Blok G
Pedagang Blok G Ingin Eskalator