TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Agam Radiansyah Sukmana, ToygraphyID didirikan pada Desember tahun lalu, berawal dari komunitas serupa berskala internasional yang telah lebih dulu terbentuk.
"Ternyata banyak anggotanya yang berasal dari Indonesia," ujar pria 26 tahun ini. Delapan orang anggota kemudian bertemu dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan yang sama untuk lingkup Indonesia.
Hingga kini terdapat sekitar 80 anggota aktif ToyGraphyID. Tidak ada batasan genre apa yang bisa dipotret. Pilihannya banyak, dari anime atau tokusatsu, animasi, superhero, hingga pewayangan. Tokoh "beda alam" ini pun kerap dipertemukan, sehingga menghasilkan cerita yang unik.
Mereka yang menekuni hobi ini dengan serius biasanya juga mengoleksi boneka-boneka yang gesturnya dapat diatur. Layaknya manusia yang memiliki persendian, bagian-bagian tubuh boneka ini dapat diatur agar diperoleh pose yang diinginkan. Harganya tentu tak bisa dibilang murah. "Boneka nendoroid, misalnya, dari Rp 300 ribu sampai Rp 1,2 juta," ujar Yoghi.
Harganya mahal karena boneka ini biasanya harus dipesan dari luar negeri. Angkanya akan makin melambung bila boneka tersebut telah langka di pasar. Namun, untuk pemula, boneka biasa pun dapat digunakan.
Untuk mengambil gambarnya, kamera apa pun bisa digunakan asalkan bisa mengeksekusi fungsi makro dengan baik. "Dasar-dasar fotografi memang diperlukan untuk mengambil gambar dengan baik, tapi ini bisa dipelajari pelan-pelan," ujar Rahmat Budiman, yang biasa disapa Mate.
Tapi ada satu hal yang wajib dimiliki peminat hobi ini, yaitu tahan malu. "Karena obyek fotonya kecil, jadi mengambil fotonya sering sambil nungging dan diliatin orang," ujar Rahmat, yang bahkan pernah "diinterogasi" petugas keamanan ketika sedang menjalankan aksinya.
RATNANING ASIH
Topik Terhangat
Delay Lion Air | Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Lurah Lenteng Agung