TEMPO.CO, Jakarta -Kecintaan seorang Guruh Soekarno Putra terhadap seni dan kebudayaan Indonesia kembali ditunjukkan dalam sebuah pementasan semi teatrikal yang berjudul 'Sri Mimpi Indonesia'.
Empat orang pembawa acara berlaga sebagai punakawan hadir dari barisan penonton seolah melebur dan menjadi bagian dari penikmat acara alih-alih pengisi acara itu sendiri.
Beberapa orang perempuan membawa dupa dengan diiringi gamelan khas Bali. Tak berapa lama hadir para penari dan arakan yang mengusung seorang perempuan di atas tandu.
Tarian Bali 'Lambang Sari' menjadi pembuka dari pementasan Sri Mimpi Indonesia dalam babak Cinta Budaya. Setelah itu, Titi DJ dengan anggunnya tampil laksana permaisuri dalam balutan gaun putih. Dari atas singgasana berwarna merah sang diva menyanyikan lagu "Aku Bermimpi".
Selanjutnya keindahan alunan Melayu mengiringi Haykal Baron menyanyikan lagu Minang dan Bidadari Timur. Disusul oleh Gabriel Harvianto yang mendendangkan lagu Kalimantan. Babak Cinta Budaya ditutup oleh Titi DJ yang kembali tampil membawakan lagu 'Puspawarni'.
Pada babak Cinta Kasih, dibuka oleh sebuah kisah tentang bagaimana lagu 'Melati Suci' tercipta. Lagu yang menggambarkan kasih suci seorang ibu ini dibawakan oleh empat orang violis wanita. Suasana mengalun syahdu mengiring penonton menyerap makna kasih yang terkandung di dalamnya.
Memasuki babak terakhir semangat dan gelora cinta pada tanah air dihentak lewat lagu-lagu pilihan seperti Indonesia Jiwaku, Bela Indonesia, dan Indonesia Jaya.
Babak demi babak, penampilan demi penampilan jajaran penonton terlihat begitu nyaman dan tak melepas pandang pada pentas yang tidak pernah gagal menimbulkan decak kagum pada setiap penampilan dan elemen yang melengkapinya.
Tata panggung yang di dominasi warna putih menjadi netral dan selaras saat ditembakkan gambar-gambar visual dengan teknik video mapping. Tembakan lampu-lampu turut mewarnai dan memeriahkan pentas.
Tata rias serta rancangan kostum begitu diniatkan turut melengkapi sebuah keutuhan betapa kayanya negeri ini dari beragam hal. Beragam kain daerah yang dimodifikasi dalam berbagai rancangan dipamerkan untuk menunjukkan sesungguhnya apalagi yang tidak kita miliki di negeri ini.
Durasi pementasan lebih dari dua jam menjadi tidak terasa saking banyaknya keindahan yang ditampilkan di atas panggung. Imajinasi dan mimpi Guruh Soekarno Putra terhadap Indonesia sukses tertuang dalam karya terbarunya ini.
"Bekerja sama dengan mas Guruh adalah kesempatan berharga, di Indonesia tidak ada orang seperti mas Guruh yang mendukung budaya Indonesia," sahut Andi Riyanto yang turut terlibat sebagai penata musik dalam pementasan tersebut, setelah usai menggelar gladi resik pada Sabtu malam, 31 Agustus 2013.
Pementasan yang memadukan antara nyanyian dan tarian ini dipentaskan di Plenary Hall JCC Senayan pada hari Minggu 1 September 2013 pada pukul 16.00 dan 20.00 WIB. Pementasan ini bisa menjadi pembuka agenda anda pada bulan September.
AISHA
Topik Terhangat
Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Lurah Lenteng Agung | Rupiah Loyo
Berita Terpopuler
Lamaran Zaskia Gotik Terbilang Mewah
Fergie dan Josh Duhamel Terinspirasi Gun N' Roses
Kurt Russell Ditawari Peran di Fast&Furios 7
James Spader Perankan Ultron di Sekuel Avengers
Ahad Malam Ini Pitbull Gelar Konser