TEMPO.CO, Jakarta - Tempat penitipan anak sudah lumrah kita jumpai di kota-kota besar, termasuk Jakarta. Para orang tua menitipkan anak-anaknya pada saat mereka bekerja lalu menjemputnya ketika pulang. Namun, bagaimana dengan tempat penitipan untuk para lansia?
Tidak hanya balita dan anak-anak yang membutuhkan day care atau tempat penitipan, tapi juga orang yang berusia lanjut. Selama ini, kita mengenal panti jompo atau disebut juga panti wreda. Di sini para lansia tidak lagi dititipkan tapi sudah menjadi tempat tinggal menghabiskan sisa umur. Akibatnya, kesan yang muncul terhadap panti jompo adalah sebagai tempat pembuangan.
Kesan itulah yang ingin dihindari oleh Senior Club Indonesia, sebuah klub untuk lansia bersosialisasi yang berdiri pada 2007 di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Berbeda dengan panti jompo, Senior Club masih memberikan kesempatan kepada anak-anak atau cucu mereka untuk tetap menjaga dan memperhatikan orang tua mereka. “Mereka tidak tinggal di sini, sehingga mereka tidak merasa dibuang,” kata Direktur Eksekutif Senior Club Indonesia, Lenny Widjaja, kepada Tempo.
Di Senior Club, mereka pulang ke rumah setiap sore sekitar pukul 17.00. Lalu setiap akhir pekan, Sabtu–Minggu, mereka punya waktu untuk bersama-sama dengan orang tua. “Ada yang awalnya ketika datang ke sini merasa dibuang, tapi setelah itu mereka betah,” katanya.
Para warga senior itu, begitu sebutan untuk para lansia, lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Padahal anak cucu mereka juga punya kesibukan yang menyita waktu. Oleh sebab itu, kata Lenny, agar mereka tidak hanya menghabiskan waktu di rumah, para warga senior itu bisa memanfaatkan Senior Club untuk berkumpul bersama-sama teman seusianya.
Melalui berbagai kegiatan di klub yang dimulai pukul delapan pagi, mereka bisa menstimulasi tubuh tetap bergerak dan otak tetep aktif berfungsi. Ini merupakan cara menjaga kesehatan mereka yang sudah termakan usia tidak menurun. “Juga agar tidak post power syndrome,” kata Lenny.
Anna Christina Gunawan, 89 tahun, termasuk yang begitu menikmati aktivitas di klub warga senior ini. Oma kelahiran Singapura ini tidak lagi harus sendirian di rumah, tapi juga tetap bisa bersama-sama dengan anaknya. “Awalnya, saya malas waktu anak saya minta bergabung ke sini.
Eh, baru berapa hari saya sudah senang kumpul sama teman-teman,” kata Oma Anna yang sudah empat tahun di Senior Club.
IQBAL MUHTAROM
Topik Terhangat
Delay Lion Air | Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Lurah Lenteng Agung