TEMPO.CO, Jakarta - Pencoretan Persema Malang dari kompetisi Liga Prima Indonesia memukul para pemain klub itu. Mereka kini tak jelas nasibnya bahkan terancam menganggur andai kata manajemen Persema membubarkan tim.
Pembubaran tim itu memang menjadi salah satu pertimbangan manajemen jika komisi banding tidak mengubah sanksi yang diputus Komisi Disiplin PSSI. Sebelumnya, Komdis mencabut keikutsertaan Persema dan dua klub lain, Persibo Bojonegoro dan Persija LPI, dari kompetisi karena dinilai terlalu sering kalah tanpa bertanding alias walk-over (WO).
"Sampai sejauh ini mereka tetap berlatih, paling tidak hingga 9 September, ketika Persema beruji coba dengan Persebaya 1927," kata Manajer Persema, Patrick Tarigan, Rabu, 4 September 2013. "Tapi, setelah itu, tim diliburkan sampai ada keputusan tetap dari komisi banding, apakah Persema masih bisa mengikuti kompetisi atau tidak sama sekali. Jika tetap tidak bisa melanjutkan kompetisi, kami akan atur pemutusan kontrak bagi mereka."
Pemutusan kontrak itu tentu menambah derita para pemain. Padahal, saat ini manajemen klub masih menunggak tiga bulan gaji. "Total tunggakan pasti saya tidak tahu, tapi durasi tunggakan selama tiga bulan," kata Patrick.
Tapi Patrick berjanji akan melunasi kewajiban itu, meski nanti komisi memutus Persema tidak bisa melanjutkan kompetisi. "Akan kami cari dana, salah satunya lewat kompensasi yang kami minta ke Liga Prima Indonesia Sportindo selaku operator kompetisi."
Kompensasi itu diminta Persema lantaran menilai LPIS turut bertanggung jawab atas diskualifikasi Persema. Sebab, LPIS tidak mengingatkan begitu Persema kalah WO untuk kedua kalinya saat menghadapi Perseman Manokwari.
ARIE FIRDAUS
Berita terpopuler:
10 Transfer Murah Berkualitas di Inggris
Khedira: Madrid Gagalkan Transfer Saya ke MU
Ramos dan Arbeloa Kecewa Madrid Jual Ozil
Coret Niang dari Liga Champions, Milan Minta Maaf
Bierhoff: Ozil Akan Sukses di Arsenal