Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Cara Cegah Dimensia di Hari Tua

image-gnews
Foto: menshealth.com
Foto: menshealth.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit degeneratif seperti dimensia belum ditemukan obatnya. Namun, tidak perlu khawatir, sebelum penyakit ini menyerang, ada beberapa cara untuk menghindari penyakit yang menyerang sel-sel otak ini. Salah satunya adalah dengan membuat otak selalu aktif dengan berbagai kegiatan dan dengan makanan. Berikut 5 cara pencegahan dimensia sebelum menyerang Anda di hari tua:

1. Sehatkan Otak
Makanlah makanan yang dapat menjaga kesehatan otak. Jenis ikan-ikanan seperti salmon dan tuna sangat baik untuk otak. Selain itu, konsumsi juga makanan yang mengandung asam lemak omega 3 untuk mencegah otak dari kerusakan.

2. Lakukan Senam Rutin
Para peneliti percaya bahwa senam rutin sangat baik untuk kesehatan otak. Sebuah studi menjelaskan, individu di usia pertengahan sangat rentan terkena dimensia. Sebelum terlanjur, ada baiknya mencegah dengan senam ringan. Lari dan kardio di area terbuka juga dapat membantu menyehatkan otak sekaligus jantung.

3. Olahragakan Otak
Selain olah raga tubuh, otak juga perlu diolah ragakan agar tetap sehat. Aktivitas seperti meditasi, menyusun puzzle, yoga, dan kegiatan berpikir lainnya dapat mengurangi penurunan fungsi otak.

4. Tunda Pensiun
Sebuah penelitian menunjukan bahwa salah salah pencegahan dimensia adalah terus jalankan aktivitas agar otak selalu bekerja. Di Prancis, 3,2 persen dari 500.000 orang terhindar dari risiko dimensia karena tidak memilih untuk pensiun dini. Dengan terus bekerja, otak juga akan semakin aktif. Jika otak terus aktif, fungsi kognitif otak juga tidak akan hilang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

5. Jaga Hubungan dengan Keluarga dan Sosial
Penelitian telah membuktikan, hubungan baik dengan keluarga dapat menurunkan risiko dimensia di kemudian hari. Lakukanlah kegiatan bersama keluarga Anda dengan aktivitas santai agar otak tetap bekerja. Ikuti juga kegiatan sosial dan kelompok agar terus beraktivitas. Jika tubuh rutin beraktivitas, kinerja otak pun akan ikut terjaga.

RINDU P HESTYA | DAILY HEALTH

Berita Populer Terkait:
Miss World Ditolak, Panitia: Kami Tak Tutup Kuping
Pria Ini Koleksi Lebih dari 6.000 Barbie
Novel Baru Clara Ng Dari Kisah Nyata
Marilyn Monroe dan Grace Kelly Jadi Inspirasi Seba 
Peneliti: Migrain Bisa Ubah Struktur Otak  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

35 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.