TEMPO.CO , Bandung:Kepala Badan Tenaga Atom Nasional Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan, lembaganya pada tahun ini akan menuntaskan studi kelayakan, termasuk studi tapak, bakal lokasi Pembangkit LIstrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang dilakukan di Pulau Bangka. "Awal tahun dpean kami sudah submit ke pemerintah pusat. Terserah pemerintah untuk memutuskan apakah ini akan berlanjut atau tidak. Batan hanya sekadar membantu melaksanakan studi kelayakan," kata dia di Bandung, Kamis, 5 September 2013.
Menurut dia, Pulau Bangka akan menjadi satu-satunya daerah yang akan ditawarkan pada pemerintah pusat untuk lokasi pembangunan PLTN pertama di Indonesia. "Tahun depan yang kita sampaikan khusus Bangka saja," kata Djarot.
Djarot mengungkapkan sejumlah pertimbangan lembaganya memilihkan Pulau Bangka untuk bakal lokasi PLTN. Di antaranya, Pulau Bangka merupakan daerah stabil yang memiliki kemungkinan kecil menghadapi bencana gempa bumi. Alasan lainnya, pulau itu relatif dekat dengan Jawa dan Sumatra-dua pulau yang memiliki kebutuhan enerji listrik terbesar di Indonesia.
Menurut dia, dengan penempatan PLTN di pulau itu, akan dikembangkan koneksi listrik yang menghubungkan Bangka, Sumatera, dan Jawa. "Nanti satu saat ada jaringan dari Bangka ke Sumatera, dan Sumatera ke Jawa. Idenya seperti itu," kata Djarot.
Lokasi kedua yang jadi pertimbangan Batan adalah Pulau Kalimantan karena seluruh pulau itu berada di daerah yang relatif stabil. "Prioritas kedua bisa jadi Kalimantan. Karena kita belajar dari (bencana nuklir di) Fukushima (Jepang); pemilihan tapak itu sangat berpengaruh untuk menghindari tsunami, gempa, dan sebagainya," kata Djarot. "Tapi yang jadi masalah, demand (kebutuhan listrik) Kalimantan tidak sebesar Pulau Jawa."
Menurut Djarot, lembaganya menyusun dua skenario pembangunan PLTN yang akan ditawarkan pada pemerintah. Skenario pertama, untuk memasok kebutuhan listrik nasional Batan merekomendasikan membangun PLTN yang mampu membangkitkan listrik antara 1.000 MW hingga 2 ribu MW. Skenario kedua, PLTN dengan daya pembangkit lebih kecil. "Kalau hanya untuk kebutuhan Bangka tidak sampai 200 MW. Skenario dua bisa jadi hanya untuk pemenuhan (kebutuhan listrik) Bangka," kata dia.
Kendati bakal membawa tawaran lokasi hanya di Pulau Bangka, Djarot mengaku, lembaganya tetap melanjutkan studi terhadap lokasi lainnya yang sudah lebih dulu di kerjakan lembaganya. Dua lokasi itu berada di Semenanjung Muria Jawa Tengah, serta Banten. "Opsi tetap kita buka karena keputusan itu ada di tangan pemerintah," kata Djarot.
AHMAD FIKRI
Topik Terhangat
Delay Lion Air | Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Tes Penerimaan CPNS
Berita Terpopuler
Istri Jaksa Pamer Pistol Juga Kerap Berulah
Jaksa MP 'Pamer' Pistol Pernah Tangani Buruh Panci
Jaksa Pamer Pistol Diperiksa Pengawas Kejagung
Jatah BLSM Diambil Orang, Kakek Ini Meninggal
2 Polisi Bernama Agus, Selamatkan Nyawa Warga