TEMPO.CO, St Petersbug - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku telah menyiapkan strategi khusus untuk mengkritik kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang membuat harga dolar melambung. Hal itu terungkap saat Presiden melakukan entry briefing sebelum mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi G-20, yang berlangsung 5-6 September 2013 di St. Petersbug, Rusia.
"Inti soalnya kan The Fed, ibaratnya dia batuk-batuk, kita langsung kena flu semua," kata SBY saat rapat bersama sejumlah menteri.
"Kalau saya sudah memerankan ibarat bad guys yg keras mengkritik, sebaiknya Bapak masuk dengan wisdom atau bijaksana ala SBY," kata Menteri Chatib. "Atau saya juga keras mengkritik tapi saya bilang disuruh Menkeu saya hahaha.," ujar SBY disambut gelak tawa peserta rapat yang berlangsung sekitar satu jam itu. "Okelah saya tahu apa yg saya harus lakukan, nanti lihat suasana persidangan, sambil menunggu giliran bicara, saya bikin coret-coretan."
SBY dan rombongan mendarat di bandara internasional Pulkovo, Saint Petersburg, Rusia, Kamis, 5 5eptember 2013 waktu setempat, setelah terbang sekitar dua jam dengan pesawat Garuda A-330-300 dari Warsawa. Konvoi mobil rombongan berhenti di Grand Hotel Emerald, tempat SBY menginap saat menghadiri KTT G-20, yg berlangsung 5 sd 6 September.
SBY langsung mengadakan rapat khusus yang dia sebut entry briefing dengan para menteri, staf khusus dan para pemimpin redaksi. Hadir Menteri Keuangan Chatib Basri, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar, Menteri Koordinator Poitik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Sudi Silalahi, Menteri Perindustrian M.S Hidayat dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, serta Duta Besar RI di Rusia Djauhari Oratmangun, Duta Besar RI di Amerika Serikat Dino Pati Djalal, serta Ketua Kamar Dagang Indonesia Suryo B. Sulisto.
"Saya ingin meminta masukan agar intervensi saya dalam forum ini efektif, tajam, dan didengar kepala negara lainnya," ujar SBY memulai bicara. Ia lalu menerima paparan dari Chatib Basri, Mahendra Siregar, juga Gita Wirjawan. "Selama KTT ini berlangsung selama lima tahun dan tujuh kali, berhasil menumbuhkan koordinasi hadapi krisis ekonomi dan secara bertahap pulihkan kondisi ekonomi dunia," ujar wamenkeu mahendra. "Saat diketuai Rusia, KTT ini memprioritaskan meningkatnya pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja baru," kata wamenkeu lagi.
Menkeu dan wakilnya lalu memberikan masukan kepada Presiden soal dampak quantitative easing, yakni pemompaan dana likuiditas bank sentral (the Fed) kepada pemerintah AS sejak lima tahun lalu dan mulai melakukan pengetatan moneter (tappering) dengan dua alasan; ekonomi AS membaik dan bahaya penggelembungan harga aset. Dampak kebijakan ini, yield atau perolehan investasi berupa surat berharga menjadi naik sehingga para manajer investasi ramai-ramai menarik minvestasinya. Akibatnya harga dolarnya menjadi mahal, dan terjadi kelangkaan dolar. Tappering yang dilakukan negeri dengan Produk Domestik Bruto 15 triliun dolar atau sepertiga dunia itu menyulitkan Indonesia.
WAHYU MURYADI (ST PETERSBURG)
Topik Terhangat
Delay Lion Air | Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Tes Penerimaan CPNS
Berita Terpopuler
Istri Jaksa Pamer Pistol Juga Kerap Berulah
Jaksa MP 'Pamer' Pistol Pernah Tangani Buruh Panci
Jaksa Pamer Pistol Diperiksa Pengawas Kejagung
Jatah BLSM Diambil Orang, Kakek Ini Meninggal
2 Polisi Bernama Agus, Selamatkan Nyawa Warga