TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi mengatakan kementeriannya siap mengevaluasi program penyebaran kuisioner tentang alat reproduksi remaja yang belakangan menuai polemik. "Kalau memang ada yang merasa tersinggung dan tidak pas, kami bersedia meninjau kembali," kata Nafsiah di kawasan Monas, Jakarta, Ahad, 8 September 2013.
Menurut Nafsiah, penyebaran kuisioner tentang kesehatan reproduksi remaja merupakan program deteksi dini. Pertanyaan tentang ukuran alat kelamin hanyalah satu dari rangkaian pertanyaan untuk mengukur tingkat kesehatan resproduksi siswa. Program ini pun sudah diberlakukan sejak 2010 dan sudah disetujui kementerian terkait seperti Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri.
Pertanyaan dalam kuisioner, Nafsiah melanjutkan, juga sudah dikonsultasikan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Program juga sudah diberlakukan sejak 2010 di sudah diujicobakan di enam provinsi. "Jadi kalau sekarang ada yang mengeluhkan silakan saja nanti akan kami bicarakan lagi dan undang pihak terkait."
Mengenai pertanyaan ukuran alat kelamin yang dulengkapi gambar kelamin pria dan payudara perempuan, Nafsiah menyatakan seharusnya tak jadi soal. Pertanyaan itu kata dia bersifat rahasia dan hanya diisi dan diketahui oleh siswa bersangkutan. Jawaban kuisioner inilah yang kemudian dikumpul dan dianalisa dinas kesehatan setempat. "Kalau ada kelainan dan perkembangan prematur kan bisa segera dirujuk dan dilakukan tindakan sedini mungkin."
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia meminta pemerintah segera menarik kuisioner. Pertanyaan tentang ukuran alat kelamin siswa itu dinilai tak relevan dengan kampanye kesehatan reproduksi pada siswa. Apalagi pertanyaan diberikan secara terbuka dan tak diikuti dengan pendampingan dari dinas kesehatan. "Kesehatan reproduksi siswa harusnya diarahkan pada upaya mewujudkan hidup bersih dan terhindar dari perilaku seks berisiko," kata komisioner KPAI bidang Pornografi dan Napza, Maria Advianti.
Menanggapi relevansi pertanyaan ini, Nafsiah mengatakan seharusnya tak menjadi perdebatan. Usia SMP, menurut dia sudah cukup bagi siswa untuk mengetahui kesehatan pribadinya. Apalagi kuisioner juga memberi catatan pendampingan bagi siswa yang tak memahami beberapa pertanyaan.
Beredarnya kuesioner yang meminta siswa menyebutkan ukuran kelamin ini mencuat dari laporan salah satu orang tua siswa kelas VII di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Sabang, Provinsi Aceh. Kuesioner itu berisi gambar contoh payudara, kelamin perempuan, dan kelamin laki-laki. Masing-masing ada empat nomor dari gambar tersebut, dari ukuran kecil hingga besar. Siswa disuruh melingkari salah satu nomor.
IRA GUSLINA SUFA
Topik terhangat:
Vonis Kasus Cebongan | Jokowi Capres? | Miss World | Penerimaan CPNS
Berita lainnya:
Jokowi Semobil Lagi Dengan Megawati
Apa Saja Mobil Politikus PDI Perjuangan?
Dukungan Pencapresan Jokowi Mengalir dari Amerika
Puji Jokowi, Megawati Pakai Bahasa Simbolis Jawa