TEMPO.CO, Depok - Komoditas tahu dan tempe mulai hilang di pasaran, Senin, 9 September 2013. Konsumen mengeluh, apalagi setelah mereka tahu makanan rutinnya itu akan hilang dalam tiga hari. "Pas saya mau beli, semuanya sudah enggak ada. Ini benar-benar menyusahkan," kata salah satu konsumen di Pasar Kemiri Muka, Depok, Nurhaidah, 40 tahun, Senin, 9 September 2013.
Nurhaidah pantas mengeluh, karena komoditas ini kerap hilang di Pasar Kemiri Muka. Sejak awal pekan lalu, para pedagang juga sempat mogok menjual tahu dan tempe. Mereka menuntut agar pemerintah melakukan stabilisasi harga kacang kedelai yang melambung sesuai nilai tukar dolar Amerika.
Setelah mogok, harganya juga sudah mengalami kenaikan dan potongan tempe juga dikecilkan. Harga sebelumnya Rp 3 ribu per sepuluh potong menjadi Rp 3.500. "Kemungkinan setelah mogok ini akan tinggi lagi, tidak tahu berapa," katanya.
Pantauan Tempo, tidak satu pun pedagang yang menjual tahu di Pasar Kemiri Muka. Para pedagang yang biasa menjual tahu-tempo hanya berjualan komoditas lain, seperti sayuran. "Kami tetap jualan, tapi tidak ada tahu-tempe," kata Dadang, penjual tahu tempe dan sayuran di pasar tersebut.
Permasalahan sama terjadi di Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok. Para konsumen tahu dan tempe mengaku tidak melihat satu pun pedagang tahu-tempe. Namun, beberapa orang mulai curiga, kedua komoditas itu akan naik harganya setelah menghilang. "Kalau ada lagi pasti sudah naik harganya. Mereka mogok untuk naikan harga menjadi Rp 5 ribu," kata Yulis, 32 tahun, sambil menambahkan mogok itu hanya permainan pedagang.
Menurut dia, pada saat hilang seperti ini, para konsumen pasti banyak yang menanyakan tahu dan tempe. Dengan begitu, pedagang tahu-tempe akan dengan mudah menaikan harga. Apalagi saat ini tahu dan tempe sudah menjadi makanan keseharian masyarakat. "Mereka mudah saja menaikan harga, tapi menurunkan kembali susah," katanya.
Yulis bukan tak tahu masalah mahalnya komuditas kacang kedelai, tapi seharusnya pedagang juga memikirkan konsumen. "Saya harap pemerintah harus bertindak tegas masalah harga ini, jangan sampai pedagang semaunya."
Hilangnya tahu-tempe ini juga membuat pedagang nasi resah. Susinah, 47 tahun, pedagang nasi di Jalan Margonda Raya, RT 1 RW 3, Pondok Cina, Beji, Depok, mengaku telah menyetok tahu-tempe sejak hari Sabtu, 7 September 2013. Hal itu dilakukannya setelah mendapat kabar pedagang akan mogok tiga hari. "Tapi tahu stok habis hari ini, dan tempe tinggal besok," katanya.
ILHAM TIRTA
Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani| Jokowi Capres?| Miss World| Penerimaan CPNS Suriah Mencekam
Berita Terpopuler:
Bagaimana Dul Mengendarai Mobil? Ini Kata Temannya
Tabrakan Jagorawi, Ada Catatan Fisika di Mobil Dul
Pesan Terakhir Salah Satu Korban Tabrakan Jagorawi
Kronologi Tabrakan Jagorawi Melibatkan Anak Dhani
2 Tweet Ahmad Dhani Setelah Tabrakan Jagorawi