TEMPO.CO, Zamboanga – Situasi Filipina kembali memanas. Ratusan gerilyawan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) bentrok dengan tentara Filipina di Kota Zamboanga, Filipina selatan, kemarin. Sedikitnya enam orang tewas dan diperkirakan ratusan orang menjadi sandera.
Juru bicara militer Letnan Kolonel Ramon Zagala mengatakan tentara Filipina memperketat pengamanan Kota Zamboanga tak lama setelah 200-300 gerilyawan MNLF masuk ke enam desa di pesisir sebelum fajar. Jumlah warga yang disandera masih simpang-siur. Menurut polisi, jumlahnya 20 orang, tapi militer memperkirakan paling sedikit 300 orang.
Serangan terjadi saat pemerintah dan kelompok gerilyawan lainnya, yakni Front Pembebasan Islam Moro, bersiap menandatangani perjanjian damai sebelum Aquino mundur pada 2016.
Menurut Zagala, pertempuran meletus lantaran kendaraan lapis baja memblokade gerilyawan MNLF, yang ingin mengibarkan bendera di Balai Kota Zamboanga. “Mereka berbaris menuju balai kota, dan kami tidak membiarkan hal itu terjadi,” ujarnya dalam jumpa pers di Manila. Dia menyebutkan dua gerilyawan ditangkap.
Wali Kota Zamboanga, Isabelle Climaco-Salazar, mengatakan enam orang tewas dan 24 orang mengalami cedera. Presiden Benigno Aquino III mengecam serangan tersebut dan menyatakan akan segera memulihkan keamanan di Kota Zamboanga.
Kalangan pengamat mengatakan serangan itu ditujukan untuk mensabotase perundingan damai yang bertujuan mengakhiri pemberontakan yang telah berlangsung selama 42 tahun dan menewaskan 150 ribu orang. “Motif Nur Misuari (pemimpin MNLF) menyampaikan pesan bahwa perjanjian damai antara pemerintah dan MILF tidak menjamin berakhirnya perang,” kata Rommel Banlaoi, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Institut Riset Perdamaian, Kekerasan, dan Terorisme Filipina.
Banlaoi khawatir Misuari akan mempersatukan kelompok-kelompok gerilyawan pemberontak Filipina lainnya. Bulan lalu, Misuari bertekad mendirikan negara Islam Moro di Filipina selatan. MNLF menandatangani perjanjian damai 1996, tapi pemerintah kemudian mengatakan perjanjian itu merupakan sebuah kegagalan karena banyak wilayah masih miskin.
PHILIPPINES INQUIRER | BBC | NATALIA SANTI
Topik Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Jokowi Capres? | Miss World
Berita Terkait
Mengapa Akun @SBYudhoyono Direspons Positif?
Presiden SBY ke Maspion Tak Terganggu Buruh
Ingin Bertemu SBY, Tanggul Lumpur Lapindo Dijebol
@SBYudhoyono: 1 Mei Bakal Jadi Hari Libur Nasional