Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilmuwan Temukan Bahan Kehidupan pada Meteorit

image-gnews
Meteorit yang ditemukan di Hoba, Namibia.
Meteorit yang ditemukan di Hoba, Namibia.
Iklan

TEMPO.CO, California - Para ilmuwan telah menemukan sejumlah bahan kehidupan baru. Bahan berupa molekul organik yang belum pernah diketahui sebelumnya itu ada di dalam potongan batu meteorit yang jatuh ke bumi di wilayah California, Amerika Serikat, tahun lalu.

Menurut para ilmuwan, penemuan ini bermula dari analisis meteorit yang disebut Sutter. Meteorit ini menerangi langit California dengan bola api menyilaukan pada April 2012. Fragmen meteorit dari peristiwa itu diklaim dapat menjelaskan proses terbentuknya kehidupan di bumi.

"Pelopor evolusi yang membentuk asal-usul kehidupan di bumi bisa saja berasal dari material yang terdapat pada meteorit," kata pemimpin penelitian, Sandra Pizzarello, yang juga seorang ahli biokimia dari Arizona State University, Amerika Serikat.

Seperti dikutip laman NBC News, Selasa, 10 September 2013, meteor-meteor yang melewati lapisan atmosfer menuju bumi sebagian besar merupakan fragmen dari asteroid yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Batuan angkasa ini diperkirakan kaya senyawa organik, termasuk beberapa senyawa yang ditemukan pada kehidupan di bumi.

Pizzarello dan timnya menganalisis dua fragmen meteorit Sutter. Bahan kimia organik pada meteorit bisa diekstrasi dengan cairan pelarut.

Spekulasi tentang asal-usul kehidupan di bumi dilandasi gagasan bahwa kehidupan berkembang dari "prebiotik" campuran molekul organik, yang kemungkinan terkirim menjadi beberapa bagian oleh meteorit. Namun, rupanya fragmen meteorit Sutter ini mengandung senyawa organik yang lebih sedikit setelah dilakukan perbandingan dengan meteorit lain sejenis melalui proses ekstraksi. "Anda mungkin akan mengatakan bahwa ini mengecewakan," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemudian, para ilmuwan mencoba melarutkan senyawa organik dalam kondisi menyerupai ventilasi hidrotermal di bumi, kondisi bumi yang serupa saat pertama kehidupan muncul. Setelah percobaan, meteorit melepaskan molekul organik yang sebelumnya tidak terdeteksi pada meteorit sejenis. Pizzarello akhirnya menemukan bahwa kandungan material organik yang dihasilkan oleh meteorit Sutter jauh lebih banyak.

Molekul-molekul organik yang ditemukan pada fragmen meteorit Sutter bisa berguna untuk suatu tujuan. "Membentuk dasar lampiran senyawa yang berguna untuk evolusi prebiotik," ujar Pizzarello.

Berdasarkan temuan ini, Pizzarello dan timnya yakin bahwa jumlah material organik di meteorit jauh lebih banyak dari yang diduga para ilmuwan selama ini. Hasil penelitian ini dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Academy of Sciences kemarin.

ROSALINA | NBC NEWS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

47 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Kapal Ulang-alik Atlantis meluncur ke luar angkasa untuk terakhir kalinya pada 8-7, 2011. Atlantis, salah satu pesawat ulang-alik milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. REUTERS/Bill Ingalls/NASA/Handout
Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.


AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko


BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022 memberikan penghargaan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture kepada Dr. Orbita Roswitiarti M.Sc yang memiliki rekam jejak di bidang penerbangan dan antariksa serta memberikan banyak manfaat yang berarti. (BRIN)
BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.


Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Messier 15 (NASA, ESA)
Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.