TEMPO.CO, Madiun–Sekitar 100 anggota Kepolisian Resor Kota Madiun, Jawa Timur, menggelar salat gaib untuk almarhum Brigade Kepala Sukardi. Anggota Provost Mabes Polri itu tewas ditembak oleh orang tak dikenal di depan kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Selasa 10 September 2013 malam. “Salat gaib kami laksanakan di masjid Al-Mukhlisin depan Mapolres,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Madiun, Ajun Komisaris Besar Anom Wibowo, Rabu 11 September 2013.
Salat gaib itu bertujuan mendoakan almarhum. Menurutnya, peristiwa penembakan itu menjadi keprihatianan rekan satu korps. Karena itu, setelah menjalankan salat gaib anggota Kepolisian Resor Kota Madiun juga melakukan upacara pengibaran bendera setengah tiang di halaman Mapolres.
Anom menjelaskan, upacara tersebut bertujuan memberikan rasa hormat atas jasa almarhum yang meninggal saat menjalankan tugas. Upacara ini juga sebagai bentuk aksi solidaritas. “Kegiatan ini sekaligus mensuport polisi sebagai institusi agar segera mengungkap kasus ini,” kata Anom kepada Tempo.
Kepolisian Resor Kota Madiun juga berupaya ikut mengungkap kasus tersebut. Pasca penembakan, personel Brimob Detasemen C Kepolisian Daerah Jawa Timur ikut memback-up sembilan pos pengamanan. Di antaranya, berlokasi di Perempatan Klegen, Jalan Thamrin, Jalan Agus Salim, dan di Desa Tiron, Kecamatan/Kabupaten Madiun. “Kami juga berupaya mencari informasi pelaku teror,” ujarnya.
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolian Resor Kota Madiun Ajun Komisasir Soedono menambahkan, kegiatan salat dan pengibaran bendera setengah tiang berlangsung secara spontan.
Seperti diketahui, Bripka Sukardi ditembak orang tak dikenal di depan Gedung KPK, Jakarta Selatan, hingga tewas di lokasi kejadian. Korban tewas karena menderita luka serius akibat tiga tembakan yang mengenai bagian leher, dada, dan perut korban saat bertugas mengawal. Kasus ini masih diselidiki oleh pihak Mabes Polri.
NOFIKA DIAN NUGROHO