TEMPO.CO, Jakarta - Sejarawan Asep Kambali menyayangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang bisa datang ke konser Metallica, tapi tidak bisa mencegah pencurian koleksi di museum. Menurut sejarawan yang juga pendiri Komunitas Historia Indonesia (KHI) itu, Jokowi juga harus peduli akan nilai dari sebuah benda bersejarah Nusantara.
Menurut Asep, artefak abad ke-10 yang hilang dicuri tersebut memiliki nilai yang besar, baik dari segi kualitatif maupun kuantitaif. Maksudnya, selain harganya yang tidak ternilai, artefak tersebut sangat berguna untuk informasi sejarah Nusantara.
Dia juga menyatakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh juga harus meningkatkan kualitas museum-museum yang ada di Indonesia. Selama ini museum tidak menarik perhatian masyarakat lantaran kondisinya yang memprihatinkan.
Menurut dia, kondisi tersebut menjadikan sistem keamanan museum lepas dari perhatian. Alhasil, sistem keamanan tidak digubris sama sekali. Asep pun menjelaskan bahwa CCTV di museum-museum Jakarta sekedar formalitas. Adanya CCTV tidak dibarengi pengadaan security center. "Ini kan tidak masuk akal," ucapnya.
Sebelumnya, Museum Nasional, Jakarta, kembali kebobolan pencuri. Empat koleksi hilang dalam pencurian yang terjadi kemarin. Diduga CCTV museum tersebut tidak berfungsi.
Beberapa waktu silam pun koleksi Museum Nasional juga pernah kecurian. Pada waktu itu, lukisan karya Basuki Abdullah dicuri. Namun, pada akhirnya dapat ditemukan oleh jaringan museum internasional. Setelah ditelusuri, pencurian tersebut melibatkan orang dalam Museum Nasional.
AMRI MAHBUB
Berita Terpopuler
Tabrak Angkot, Mobil Google Street Dirusak
Vicky Prasetyo Usaha Pakaian dan Rumah Kontrakan
Inilah Empat Artefak Hilang di Museum Gajah
Drop Box, Siasat Baru Teroris Penembak Polisi