TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan P. Roeslani Rosan menilai kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia tidak berdampak terlalu besar bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebab, dampak tersebut lebih dirasakan oleh korporasi besar.
"Bagi korporasi besar kenaikan 0,25 basis poin saja akan berdampak sangat besar,' kata Rosan melalui berita pers resmi, Ahad, 15 September 2013.
Kendati kenaikan suku bunga acuan bukan kebijakan konvensional, Rosan menuturkan pemerintah harus berani memberikan insentif, relaksasi, dan stimulus-stimulus yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, ia berujar pemerintah sebaiknya memperhatikan Capital Adequacy Ratio (CAR) atau Rasio Kecukupan Modal guna menyeimbangkan pertumbuhan kredit perbankan. "Hal tersebut akan memberikan dampak positif juga bagi sektor riil," kata dia.
Kenaikan suku bunga acuan, kata Rosan, akan berdampak pada kenaikan suku bunga perbankan. Ia mengatakan naiknya BI rate menimbulkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan bank akan berkurang lantaran pinjaman perbankan bagi korporasi besar akan ditahan.
Di sisi lain, Rosan menilai kenaikan BI rate memang harus dilakukan karena inflasi yang diperkirakan menembus angka 9,5 persen hingga akhir tahun 2013, sementara perlambatan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi menjadi hanya 5,8 persen dari sebelumnya 6,3 persen. Selain itu, kata dia, penguatan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa menyebabkan banyak investor yang sifatnya jangka pendek memutuskan untuk keluar dari pasar modal keluar dari emerging market.
Menurut Rosan, tindakan yang dilakukan BI sudah tepat lantaran kenaikan BI rate dapat mendongkrak posisi rupiah. "Suku bunga naik, aliran dana asing diharapkan bisa masuk lagi ke pasar domestik sehingga menambah likuiditas dolar." Ia mengatakan, opsi lain yang dapat dilakukan adalah menetapkan ketentuan penggunaan rupaih bagi semua transaksi yang ada di dalam negeri di antaranya sewa perkantoran dan sewa ruangan hotel.
LINDA HAIRANI