TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina EP, salah satu anak usaha PT Pertamina (Persero) membantah link berita yang berjudul Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Ubep Tanjung Tinjau Zona Merah Penambangan Tabalog dihapus dari situs web perusahaan.
"Bukan dihapus. Memang website-nya sedang diperbaharui. Jadi website-nya baru," kata Juru Bicara PT Pertamina EP, Agus Amperianto saat dihubungi Tempo, Senin, 16 September 2013.
Menurut dia, kemungkinan akan diupload kembali beritanya meskipun beritanya sudah lama. "Itu berita agak lama diturunkannya," ujar Agus.
Majalah Tempo edisi Senin pekan lalu membahas persoalan tumpang tindih izin konsesi lahan milik PT Pertamina (Persero) dengan lahan tambang batu bara milik PT Adaro Energy Tbk (ADRO), di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
PT Pertamina (Persero) dinilai paling dirugikan. Dalam tulisan tersebut, diduga ada lobi bos Adaro, Garibaldi “Boy” Thohir, kepada petinggi pemerintah yang membuat Adaro di atas angin.
Selain itu, dalam tulisan Majalah Tempo tersebut, Boy pun diduga dekat dengan saksi kasus suap SKK Migas, Febri Prasetyadi, yang menjabat sebagai Assistance to Director President Director Adaro. Info jabatan Febri diperoleh dari rilis yg dimuat di website Pertamina EP, kemudian di-link ke website SKK Migas dan website ESDM. Namun setelah berkali-kali Tempo mencoba membuka kembali website-nya ternyata gagal masuk. Adapun pihak Adaro melalui surat pembaca Majalah Tempo membantah telah merugikan Pertamina.
Sekretaris Perusahaan Adaro Devindra Ratzarwin mengatakan tumpang tindih kawasan pertambangan adalah hal yang wajar dan seringkali terjadi. “Skema penyelesaiannya berdasarkan arahan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral merupakan yang terbaik,” katanya dalam hak jawab tertulis yang diterima Tempo, pekan lalu.
Adaro juga membantah adanya lobi-lobi ke pihak pemerintah. “Kami tegaskan tidak ada lobi-lobi khusus yang dilakukan Adaro, apalagi pimpinan Adaro,” tegasnya.
Selain itu dia juga membantah ada kedekatan antara Boy Thohir dengan Febri Prasetyadi. Menurut dia, Febri hanya sebatas konsultan ahli bidang migas yang membantu Adaro dalam menyelesaikan permasalahan teknis perminyakan. “Febri bukan merupakan karyawan Adaro. Dalam struktur organisasi baik Adaro Energy maupun Adaro Indonesia tidak dikenal adanya jabatan Assistance to Director President Director,” ujar dia.
ERWAN HERMAWAN
Topik Terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Pencurian Artefak Museum Gajah | Jokowi Capres?
Berita Terpopuler:
Preman Siksa secara Seksual Janda Penjual Kopi
Cerita Masa Kecil Ahok di Bangka Belitung
Inul Daratista Pernah Tidur di Kamar Ahok
Organ Intim Janda Penjual Kopi Diolesi Sambal
MNC: Miss Uzbekistan Sah Mewakili Negaranya