TEMPO.CO, Medan - Dalam sepekan terakhir, Sumatera Utara dihebohkan oleh peristiwa perampokan toko emas di tiga tempat berbeda. Pelaku membawa senjata api dan menggunakan sepeda motor.
Perampokan pertama terjadi Jumat pekan lalu. Kelompok bersenjata merampok Toko Emas Suranta di Kelurahan Brayan, Kota Medan. Sebanyak 5 kilogram emas berhasil digondol.
Perampokan kedua di Toko Emas Singapore di Jalan Rakyat, Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, pada Ahad lalu. Dari tempat ini perampok menggasak 2 kilogram emas.
Dalam kejadian ketiga, pelaku merampok tiga toko emas sekaligus, yakni Toko Emas Semmy, Toko Emas Permata Indah, dan Toko Emas P. Tarigan, di Jalan Pasar VII Tembung, Deli Serdang, pada Selasa, 17 September 2013.
Menurut Kepala Polresta Medan Komisaris Besar Nico Afinta, 8,5 kilogram emas dari tiga toko itu dibawa kabur pelaku yang diduga berjumlah enam orang.
Menilik modusnya, ada beberapa kesamaan yang bisa menjadi petunjuk polisi, yakni pelaku berjumlah enam orang dengan membawa senjata api, memakai sepeda motor, berjaket kulit warna hitam, dan beraksi dalam hitungan menit didahului tembakan senjata api ke udara tanpa melukai pemilik toko.
Seorang saksi mata perampokan di Deli Serdang bernama Bagus mengatakan, perampok memakai senjata api dan melepaskan dua kali tembakan sebelum beraksi. Pelaku juga diperkirakan enam orang. Perampok toko emas di Batubara juga diperkirakan berjumlah empat hingga enam orang. Mereka memegang senjata api laras pendek berwarna perak dan melepaskan tembakan ke udara sebelum beraksi.
Mantan aktivis Negara Islam Indonesia (NII) Al Chaidar menduga pelaku perampokan toko-toko emas itu adalah kelompok teroris yang melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan. "Kemungkinan kelompok teroris yang lepas dari Tanjung Gusta saat kerusuhan 11 Juli lalu," kata Chaidar kepada Tempo, Kamis, 19 September 2013.
Untuk memastikan itu, Chaidar menyarankan polisi mempelajari karakteristik pelaku berdasarkan ciri-ciri yang mirip dengan ciri kelompok teroris Tanjung Gusta. "Agar jangan sampai salah memprediksi dan bertindak," ujar Chaidar.
Chaidar merujuk tiga teroris LP Tanjung Gusta yang belum tertangkap sejak kerusuhan Juli lalu. Ketiganya adalah Fadli Sadama Bin Mahmudin alias Can alian Zaid alias Fernando alias Buyung alias Ade, Abdul Gani Siregar, dan Nibras alias Arab alias Amir alias Wawan.
Juru bicara Kepolisian Daerah Sumut, Ajun Komisaris Besar Mangantar Pardamean Nainggolan, mengatakan dilihat dari cara operasi dan ciri-ciri pelaku berdasarkan keterangan saksi, diduga pelakunya kelompok yang sama. "Tapi masih perlu pendalaman," kata Pardamean.
SAHAT SIMATUPANG