TEMPO.CO, Jakarta -Sutradara Hanung Bramantyo mengaku sudah terbiasa menghadapi protes dan penolakan dari berbagai pihak terhadap karya-karyanya. Karena itu, ia tetap santai ketika film terbarunya, Soekarno, kembali mendapat protes. "Saya nggak takut sama protes masyarakat. Itu memang risiko filmaker," katanya di @america, Pacific Place, Jakarta pada Kamis 19 September 2013.
Hanung mengatakan film yang dibuatnya itu sudah melalui prosedur produksi yang cukup ketat. Ia juga mengaku amat berhati-hati selama pembuatan film tentang presiden pertama Indonesia itu, agar tidak menyinggung pihak mana pun. Karena itu ia mengaku cukup heran mengapa masih ada yang tidak suka. "Tidak apa lah, hitung-hitung menjadi promosi gratis film itu," katanya, mencoba melihat dampak positif persoalan tersebut.
Namun demikian, jika ada yang mempersoalkan filmnya itu hingga ke meja hijau, Hanung siap meladeni."Kalau memang ada somasi, ada hukum peradilan Indonesia. Saya yakin hukum kita itu sekarang sudah jauh lebih adil," katanya.Menurut Hanung, kondisi Indonesia saat ini juga sudah berubah, sudah sangat menghargai kebebasan berekspresi. "Nggak ada yang otoriter. Jadi biarkan penonton yang menilai," katanya.
Film Soekarno sempat diprotes pihak keluarga Soekarno. Bahkan pada 12 September 2013, salah satu putri Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, telah melayangkan somasi kepada Multivison Plus Picture (MVP), yang memproduksi film itu, karena dinilai telah menyalahi aturan.
MITRA TARIGAN
Topik terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Mobil Murah | Miss World | Info Haji
Berita terpopuler:
'Efek Jokowi' Hanya Terbukti di Twitter?
Kenapa TVRI Tak Bacakan HL Koran Tempo Pagi Ini?
Satu Pelaku Penembakan Briptu Ruslan Ditangkap
Masuk Daftar Hitam AS, Afif: Saya Hanya Guru Ngaji
Ahok Melunak Soal Mobil Murah Usai Bertemu Wapres