TEMPO.CO, Nairobi - Presiden Kenya Uhuru Kenyatta menyatakan aksi penyerangan di pusat perbelanjaan Westgate oleh kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al Qaidah, Al Shabab, telah selesai, Selasa, 24 September 2013. "Kami telah mengalahkan para penyerang," kata Kenyatta dalam pidato di televisi pemerintah setempat.
Polisi menembak lima militan dan menahan 11 orang. Sebanyak 62 warga sipil tewas dalam penyerangan ini. Kenya menetapkan hari berkabung selama tiga hari untuk menghormati para korban.
Peneror telah mengintimidasi warga selama empat hari. Kenyatta menyatakan tiga lantai mal runtuh selama operasi penangkapan militan. Puluhan mayat disinyalir tertimbun reruntuhan. Palang Merah Kenya mengatakan, sebanyak 65 warga sipil yang berada di dalam mal dinyatakan masih hilang, sehingga jumlah korban tewas diperkirakan akan bertambah dalam beberapa hari mendatang.
Kenyatta belum mengkonfirmasi dugaan beberapa pelaku teror adalah warga Amerika Serikat dan warga Inggris. Namun, dia berjanji mengusut tuntas dengan melibatkan para ahli tes forensik untuk menentukan kebangsaan para penyerang. Hingga saat ini, pejabat pemerintah mengatakan, pasukan keamanan masih menyisir mal untuk mencari bahan peledak atau jebakan yang ditinggalkan oleh militan. Saksi mata mengatakan, beberapa penyerang mungkin telah menyelinap keluar dalam kekacauan. Selain itu, pemerintah Kenya mengatakan, 10 tersangka ditahan saat di bandara.
Lembaga pemantau pernyataan kelompok ekstrem, SITE Monitoring Service, menyebut penyerbuan mal di Kenya ini mendapat banyak pujian di situs-situs tertentu. Penyerangan mal ini adalah serangan paling mematikan di Kenya sejak pemboman Kedutaan Besar AS pada tahun 1998 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
"Serangan mal Westgate menunjukkan bahwa Al Shabab tetap menjadi ancaman regional yang signifikan dan mungkin akan menjadikan lebih banyak dukungan dari simpatisan radikal, " kata EJ Hogendoorn, Wakil Direktur Program untuk International Crisis Group Afrika. Kini, menurut dia, Kenya akan dianggap basis teroris baru di mata dunia internasional.
NEW YORK TIMES | EKO ARI
Berita Terpopuler
Video Parodi Anti-Perkosaan India Laris Manis
Pakai Sepeda Roda Tiga, Bocah Ini Masuk Jalan Tol
Indonesia Dipercaya Sebagai Mediator karena Netral
Orang Terkaya Cina Akan Bikin Hollywood ala Cina