TEMPO.CO, Sumedang - 'Pipik Air Rifle' merupakan toko sekaligus bengkel senapan angin di daerah Cikeruh, Sumedang. Dari luar, tak ada yang aneh dengan toko itu. Padahal sang pemilik toko, Sugeng Suprianto, 30 tahun, mengaku sesepuhnya telah menjual dan merakit senapan angin sejak 1896 di sana.
"Ini adalah bisnis turun-temurun keluarga kami," kata Sugeng, ketika ditemui Tempo di kediamannya, Jumat, 27 September 2013, "Tapi pada 1896, senjata api masih boleh diperjual belikan disini."
Sebagai pengelola toko dia bercerita bahwa nenek moyangnya dulu sering bergaul dengan para penjajah Belanda, hingga menguasai seluk-beluk senjata api. Dulu, kata Sugeng, banyak penjajah Belanda yang senjatanya macet sehingga meminta nenek moyangnya untuk mengoperasi senjata Belanda itu.
Bahkan, lanjut dia, nenek moyangnya sering dipakai tentara Indonesia, untuk merakit senapan karena keterampilannya. Namun, pada 1960 pemerintah Indonesia melarang peredaran senjata api di kalangan masyarakat. Karena alasan itu pula, Sugeng menerangkan, banyak perakit senjata api di daerahnya berpindah profesi menjadi perakit senapan angin, hingga sekarang.
Dulu, salah satu merek di Indonesia yang terkenal akan presisi dan daya tembak mendekati senapan angin Eropa adalah senapan angin jenis Sharp Innova. Sedangkan, lanjut Sugeng, merek yang cukup mudah ditemui di pasaran serta metode produksinya gampang adalah replika Cannon. Sharp Innova sebenarnya merupakan merek senapan angin yang diproduksi di Amerika dan Jepang. Kini merek Innova diproduksi di bawah lisensi oleh banyak produsen lokal di Indonesia.
PERSIANA GALIH
Berita Terpopuler
Inilah Kasus Besar yang Ditangani Mun'im Idris
Mun'im Idris Dikenal Dermawan
Otobiografi Mun'im: Sepotong Jasad, Seribu Cerita
Ini Profil Lengkap 10 Calon Dirjen Pemasyarakatan
Mun'im Idris Meninggal Akibat Kanker Pankreas