TEMPO.CO, Semarang - Pakar transportasi dan angkutan jalan raya dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, menyatakan, pada 2015, sejumlah jalan di Jawa Tengah terancam macet massal.
Hasil penelitian Djoko menunjukkan, kepadatan sejumlah ruas jalan di Jawa Tengah saat ini mencapai 80 persen. “Kalau dibiarkan, dua tahun lagi sejumlah jalan akan macet total,” kata Djoko.
Menurut dia, angka perbandingan antara volume kapasitas rasio mencapai 0,85 persen dari nilai ideal, yang seharusnya di angka 1. “Ini terjadi bila pemerintah tidak membatasi penggunaan angkutan pribadi,” Djoko menambahkan.
Djoko menyarankan pemerintah memanfaatkan jalur rel kereta sebagai alternatif mengurangi volume kendaraan berat di jalan raya. Saat ini ada rel kereta sepanjang 630 kilometer tak digunakan. Padahal, kata dia, jalur rel sangat efektif untuk angkutan berat, yang menyumbang kemacetan di Jawa Tengah.
Cara lain, pemerintah daerah meningkatkan layanan transportasi umum. Langkah itu dinilai lebih efektif bila dikaitkan transportasi sebagai lahan bisnis oknum pejabat. “Selama ini ada kepala daerah minta bonus kendaraan pribadi pada operator angkutan umum yang akan beroperasi di daerahnya,” kata Djoko.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang, Agus Hermunanto, membenarkan bahwa prediksi itu sudah terjadi di Kota Semarang. “Ada sejumlah titik menjadi pusat kemacetan massal, di antaranya Krapyak dan Jatingaleh,” kata Agus.
Untuk mengurai persoalan itu, pemerintah membangun infrastruktur. Namun, pelebaran jalan itu dinilai kurang efektif. Selain itu, harus ada penambahan bus rapid transit. “Kami menambah operasional koridor III. Sebelumnya hanya dua koridor,” kata Agus.
EDI FAISOL
Topik Terhangat
Edsus Lekra|Senjata Penembak Polisi|Mobil Murah|Info Haji|Kontroversi Ruhut Sitompul
Berita Terpopuler
Australia Minta Maaf Soal Impor Sapi
Sejarah Kelam Ludruk Saat Peristiwa 1965
Begini Isi Prinsip 1-5-1 Lekra
PPATK Ungkap Rekening Gendut Pegawai Kemendikbud
KPK: Labora Tak Pernah Beri Data Aliran Uang