TEMPO.CO, Nusa Dua - Banyak negara mulai melirik potensi energi yang dimiliki laut manakala harga minyak dunia terus melonjak. Laut disebut-sebut sebagai salah satu sumber energi berkelanjutan dan terbarukan terutama karena menyimpan potensi energi dalam gelombang, arus dan temperaturnya
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik mengungkapkan, meski potensi tersebut masih dalam proses penelitian, namun beberapa di antaranya sudah mulai diproduksi.
"Yang dilaut, kebanyakan masih penelitian. Yang temperatur kami sudah mulai ada produksi dengan kerjasama dengan Jepang," kata Jero Wacik dalam acara Blue Connectivity Networking Event, Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pasific Economy Coorporation (KTT APEC) di Nusa Dua, Bali, Sabtu. 5 Oktober 2013.
Sebelumnya, dalam pertemuan Energi setingkat Menteri di ASEAN ia mengatakan semua negara merasa beban impor minyak menekan ekonomi ASEAN. "Semua negara merasa tertekan oleh impor minyak. Jadi kita harus segera meninggalkan minyak itu," kata politisi asal Bali ini.
Dia berharap semua negara beralih kepada energi terbarukan. Di Indonesia sendiri, ada sekitar 30 ribu megawatt dan hidro power sebanyak 75ribu megawaat. "ini harus dikerjakan. Semua berminat itu. Jepang, Korea, India juga berminat," katanya.
Wacik mengabarkan, bulan ini Perdana Menteri India berencana untuk berkunjung ke Indonesia membahas tentang investasi energi tersebut.
PUTU HERY