TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan Bank Indonesia tidak mampu mendorong penguatan nilai tukar rupiah. Menurut ekonom PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, nilai tukar masih fluktuatif karena dari sisi global tetap belum ada perubahan. "Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga tidak berdampak terlalu besar bagi pergerakan rupiah," katanya, Rabu, 9 Oktober.
Rapat Dewan Gubernur BI kemarin memutuskan suku bunga acuan (BI Rate) tetap pada level 7,25 persen. Sejak Juni hingga September, BI rate sudah naik 150 bps dari posisi sebelumnya 5,75 persen.
Menurut Lana, keputusan BI untuk menahan suku bunga merupakan langkah wait and see bank sentral terhadap perkembangan ekonomi domestik dan global. "Belum adanya perkembangan berarti dari perselisihan fiskal yang dihadapi pemerintah dan Kongres membuat pasar global masih akan volatil," katanya.
Dari domestik ada perbaikan data ekonomi, seperti inflasi yang menuju tren turun, neraca perdagangan yang mulai surplus, dan cadangan devisa yang mulai naik. Namun, tanpa didorong oleh sentimen global, rupiah belum akan bergerak lebih jauh.
Masih bervariasinya sentimen di dalam dan luar negeri membuat rupiah tetap akan bergerak pada kisaran 11.350 hingga 11.500 per dolar Amerika.
PDAT | M. AZHAR