TEMPO.CO, Lumajang - Konstruksi berupa susunan batu bata yang diduga merupakan sebuah bangunann candi ditemukan di Dusun Kedungsari, Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang,awa Timur.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, bangunan yang diduga candi tersebut ditemukan oleh Supriyadi, pada saat sedang menggali tanah untuk industri batu bata. Diperkirakan yang ditemukan tersebut baru sebagian kecil, karena berukuran 35 x 25 sentimeter.
Di lokasi tersebut juga ditemukan benda-benda purbakala lain, seperti ornamen berupa relief bergambar perwujudan Betari Durga berukuran 46 x 21 sentimeter. Selain itu, ditemukan juga ornamen berupa relief bergambar arca kuda berukuran 18 x 25 sentimeter, lengkap dengan pelananya. Ada juga relief bergambar genta berukuran 19 x 19 sentimeter.
Pemerhati sejarah dari Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur (MPPMT), Lutfiatri, mengatakan relief-relief tersebut diukir di atas bata bata merah. "Betari Durga dalam kepercayaan Hindu diyakini sebagai istri Betara Syiwa," kata lulusan Universitas Negeri Malang itu kepada Tempo, Selasa, 15 Oktober 2013.
Lutfiatri memperkirakan struktur bangunan candi tersebut dulunya merupakan tempat pemujaan yang terkait dengan Syiwa. "Letaknya berdekatan dengan aliran sungai, sekitar 100 meter," ujarnya.
Dari sisi letaknya yang dekat dengan aliran sungai, yang merupakan penunjang kegiatan pemujaan pada zaman dahulu, menurut Lutfiatri, semakin memperkuat dugaan bahwa struktur bangunan tersebut adalah candi.
Adapun Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang Gawar Sudarmanto mengatakan, lokasi penemuan bangunan yang diduga sebagai candi tersebut berada pada lahan milik masyarakat, yang disewa untuk industri batu bata. "Memang diduga merupakan bangunan candi," ucapnya ketika dimintai konformasi oleh Tempo, Selasa, 15 Oktober 2013.
Temuan bangunan yang diduga candi tersebut, kata Gawar, mirip dengan struktur pada Situs Biting. "Bedanya, ini lebih tebal," tutur dia.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang tekah melaporkan temuan tersebut kepada Balai Purbakala dan Cagar Budaya (BPCB) Trowulan. Dengan demikian, diharapkan segera dilakukan peninjauan, yang diikuti dengan penelitian secara arkeologi.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang juga berkoordinasi dengan pihak kecamatan, termasuk aparat kepolisian, untuk mengamankan lokasi penemuan. "Saat ini sudah dipasang garis polisi.”
DAVID PRIYASIDHARTA